Pemuka Agama Se-Asia Kumpul di Bali
RADIO SUARA WAJAR – Konflik antaragama atau radikalisme yang memicu aneka kekerasan di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia maupun negara-negara Asia lainnya mendorong diselenggarakannya Konferensi Internasional Asian Journey 2015.
Konferensi ini bertema Revitalisasi Dialog Antar-Agama dan Kepercayaan. Konferensi ini diselenggarakan oleh Asian Journey bersama Konferensi Waligereja Indonesia dan Komisi Hubungan Antar-Agama dan Kepercayaan KWI di Kuta, Badung, Selasa (29/9/2015).
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Katolik Kementrian Agama, Eusabius Binsasi menjelaskan, pemerintah tengah mempersiapkan undang-undang perlindungan umat beragama. Indonesia adalah negara dengan komunitas beragama dan beragam. Maka pemerintah perlu memastikan semua agama, tanpa melihat mayoritas atau minoritas.
Selain itu, juga mendapat perlindungan dalam kebebasan menjalankan agama dan keyakinannya. “Asian Journey ini merupakan forum jaringan antar pegiat dan pemerhati interreligious encounter atau perjumpaan antariman, khususnya dari kalangan Kristiani dan Muslim dalam skala lingkup Asia,” kata Eusabius seperti dilansir okezone.com, Selasa (29/9).
Melalui forum ini diharapkan terbangun kerjasama luas dalam menyikapi keprihatinan yang muncul dalam hubungan antarumat beriman.
“Asian Journey dapat memberikan sumbangan besar melalui forum-forum diskusi seperti ini, karena seharusnya pemerintah yang bertugas mendorong dialog antar-umat beriman,” jelasnya.
Inter-religoious dialog adalah upaya konstruktif sekaligus produktif untuk meredam radikalisme di Indonesia maupun di belahan Asia dan dunia.
Salah satu penggagas Asian Journey, Dr Heru Prakosa SJ menegaskan, kaum religius serta masyarakat awam yang giat terlibat dalam Asian Journey. Keterlibatan kaum awam ini aktif mewarnai tumbuh kembangnya gerakan ini.