PGI: Hukuman Mati Bertentangan dengan Hakekat Kehidupan
PGI: Hukuman Mati Bertentangan dengan Hakekat Kehidupan
Metrotvnews.com, Jakarta: Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) angkat bicara soal hukuman mati terpidana kasus narkoba. Mereka mengkritik kebijakan pemerintah dalam kasus ini. “Hukuman mati menodai rasa kemanusiaan dan keadilan dan karena itu bertentangan dengan hakekat kehidupan yang diberikan Allah, Sang Pencipta dan Pemelihara Kehidupan,” kata Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI Jeirry Sumampow, dalam keterangan tertulis kepada Metrotvnews.com, Kamis (5/3/2015).
Menurut dia, kehidupan adalah karunia Tuhan. Ia memandang, kehidupan sebagai nilai yang harus dijunjung tinggi dan dihormati setiap manusia. “Kami percaya bahwa hanya Tuhan yang memiliki hak mutlak untuk mencabut kehidupan,” jelas dia.
Jeirry menambahkan, segala bentuk hukuman hendaknya memberi peluang kepada para terhukum untuk kembali ke dalam kehidupan yang bermartabat. Jika hukuman mati dilakukan, peluang untuk memperbaiki terpidana menjadi tertutup sama sekali. “Dalam perspektif seperti itu, maka praktek hukuman mati merupakan bentuk frustrasi negara atas kegagalannya menciptakan tata kehidupan masyarakat yang beradab dan bermartabat,” imbuh dia.
Negara lain di dunia, kata dia, sudah menghapuskan pratik hukuman mati. Hal ini didorong keraguan apakah hukuman mati masih memberi efek jera. Ia menilai, hal ini patut dipertimbangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Eksekusi hukuman mati sering megalami kekeliruan, namun tidak pernah bisa dikoreksi kembali sebab orangnya sudah meninggal. Sangat beresiko menjalankan eksekusi hukuman mati, jika seandainya putusan hakim ternyata di kemudian hari keliru,” jelas Jeirry
Jeirry pun berhadap Jokowi membatalkan eksekusi mati yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Ia pun akan terus mendoakan para terpidana mati. “Kami mendoakan agar para korban yang menghadapi eksekusi hukuman mati diberi kekuatan dan ketabahan menghadapi proses-proses yang akan berlangsung selanjutnya,” pungkas dia