Dari Kacamata KWI : Tanjungkarang Youth Day 2015 Tampil Beda!
BANDAR LAMPUNG, RADIO SUARA WAJAR – Jika pada Keuskupan lain di Indonesia, kegiatan orang muda katolik “kental” dan acapkali menonjolkan budaya lokal, tetapi tidak di Tanjungkarang Youth Day (TYD) 2015. Justru, pada TYD 2015 orang muda katolik berani untuk menonjolkan apa yang menjadi keprihatinan di sekitarnya. Sebagaimana diketahui, tak jarang banyak orang muda di era sekarang terjerumus pada lembah kelam seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, ugal-ugalan di jalan raya dan lain-lain. Hal inilah yang membuat menarik TYD 2015 menurut Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) RD Antonius Hariyanto kepada Radio Suara Wajar Kamis (23/07).
“Disini (TYD) saya lihat juga khas dari Keuskupan Tanjungkarang, sehingga beberapa hal yang menarik yang saya lihat berkaitan dengan narkoba, kemudian skill development, kemarin berkaitan dengan prakarya, musik tradisional, soal lalu litas, ini menjadi menarik. Ini tentunya bagian dari keprihatinan yang dilihat dari orang muda. Orang muda juga mau peduli soal sekolah minggu, animasi dan sebagainya. Ini kan khas sekali dengan perjuangan yang ingin diupayakan oleh orang muda di keuskupan Tanjungkarang. Ini menarik, menarik!” kata Romo Hari.
Menurut Romo Hari kuantitas dalam hal ini jumlah peserta TYD 2015 tidak begitu penting baginya, yang terpenting justru dari aspek kualitas hidup orang muda katolik Keuskupan Tanjungkarang itu sendiri.
“Tetapi yang memang jauh daripada itu adalah bagaimana kita membangun kualitas hidup. Yang banyak ini kalau memang baik kan menjadi hadiah dan bonus bagi keuskupan ini. Tapi kalau yang banyak ini, menjadi orang-orang yang tidak berkualitas, ya kalau pekerjaannya menggagur, kalau kemuadian kehidupan sosial menggangu atau jelek-jelek, atau anak-anaknya nakal-nakal, ini menjadi batu sandungan dan menjadi Pe-Er besar. Tetapi harapannya memang oke, memang jumlah banyak, tetapi sekaligus diimbangi nantinya kualitasnya menjadi semakin baik juga, . sehingga menjadi hadiah bagi keuskupan ini (Tanjungkarang)” jelas Romo Hari.
Jika menyoroti mengenai jumlah peserta yang mencapai tiga ribuaan peserta pada TYD 2015 ini, menurut Romo Hari di Keuskupan lain juga sering kali dijumpai.”Ya soal kuantitas juga beragam, karena mereka (keuskupan) ada banyak hal. Mungkin ada yang modelnya dibatasi tiap paroki kapasitasnya, batas maksimal dan sebagainya. Kalau soal ukuran jumlah memang ada beberapa keuskupan yang kurang lebih hampir sama. Kemarin saya terakhir di Kupang, itu juga kurang lebih tiga ribu yang dilibatkan, meskipun yang stasi sebagian tidak dihitung, tetapi mereka memperkirakan mungkin tiga ribu lebih juga yang terlibat disitu. Dan kemarin di Manado saya juga mendapat laporan banyak juga yang ada disana, ukurangnya juga hampir tiga ribu peserta” jelasnya.
Sekretaris Eksekutif KWI ini berharap para peserta TYD 2015 dapat membagikan apa yang didapatkan dalam paroki atau stasi tempat mereka berasal. “Ini menjadi awal yang baik, saya mengucakkan selamat dan proficiat untuk diadakan Tanjung Karang Youth Day ini. Ini menjadi langkah berani dan sekaligus, nyatanya bisa gitu khan? berhasil. Ini membanggakan” kata Romo Hari.
Disamping itu, Romo Hari juga berharap jika kelak TYD kembali mau diadakan, dia menyarankan agar ada semacam “pra persiapan” di paroki masing-masing lebih matang lagi. Sehingga pada pelaksaanaan TYD mendatang, menurutnya, peserta tidak hanya dapat diberi tapi juga dapat berbagi dengan yang lain.
“Dan harapannya nanti di 2018 juga saya berharap ada pra atau persiapan yang mendampingi mereka sebelum berangkat kesini. Sehingga datang itu tidak dalam keadaan kosong, tetapi juga keadaan isi. Sehingga mreka ketika ke sini, mampu isi itu dibagikan gitu. Sehingga disini mereka tidak hanya diberi, tetapi juga mampu memberi, karena mereka selama itu disiapkan untuk diisi sebelum kesini (di acara TYD)” tutup Romo Hari.***
Reporter : Robert