Romo Roy : “Kalau di hati kita masih ada sifat iri dan dengki, berarti kita belum merdeka!”

Ketua Komisi Kerasulan Awam dan Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK) Keuskupan Tanjungarang RD Philipus Suroyo (dua dari kanan) foto bersama Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo.
BANDAR LAMPUNG, SUARAWAJARFM.com – Perayaan kemerdekaan merupakan pesta syukur atas pembebasan dari penjajahan.
“Pesta kemerdekaan hari ulang tahun Republik Indonesia yang kita peringati setiap 17 Agustus menjadi pesta syukur bersama atas perjuangan para pahlawan pendahulu kita,” kata RD Philipus Suroyo usai mengikuti upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan dan pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka peringantan HUT Proklamasi ke-73 RI.
Upacara dilaksanakan di Lapangan Korpri, kompleks perkantoran Gubernur Lampung, Jumat 17 Agustus 2018. Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo bertindak sebagai inspektur upacara.
Menurut Romo Roy, sebagai warga negara sekaligus warga gereja, perayaan kemerdekaan merupakan pesta iman.
“Kemerdekaan merupakan anugerah Tuhan yang diperjuangan para pendahulu sampai berdarah-darah. Tapi yang mendasar bagi kita, ini adalah pesta syukur atas hadiah yang diberikan kepada bangsa kita Indonesia, sehingga kita menjadi bangsa merdeka dan bermartabat,” katanya.

Ketua Komisi Kerasulan Awam dan Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK) Keuskupan Tanjungarang RD Philipus Suroyo saat mengikuti upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan dan pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka peringantan HUT Proklamasi ke-73 RI, di Lapangan Korpri, kompleks perkantoran Gubernur Lampung, Jumat 17 Agustus 2018.
Menurut Ketua Komisi Kerasulan Awam dan Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK) Keuskupan Tanjungkarang ini, pesan yang terkandung dalam peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia adalah rasa syukur.
“Kita mau mengungkapkan iman kita pada Allah. Kemerdekaan yang diberikan pada Bangsa Indonesia adalah pemenuhan janji Tuhan. Dia tidak pernah meninggalkan dan mencapakkan orang-orang yang teraniaya,” kata Romo Roy.
Romo Roy mengajak masyarakat Lampung khususnya umat Katolik, untuk menjadikan momen 17 Agustus untuk meningkatkan ketakwaan pada Tuhan.
“Dengan iman semakin kokoh, membuat kita mencintai Negara, sehingga tercipta kerukunan. NKRI itu sudah final, harga mati. Sekarang bagaimana caranya kita tinggal memaknai atau mengisinya dengan hal-hal baik dan positif yang sifatnya membangun,” pungkasnya.
Apa yang harus dilakukan sebagai warga negara sekaligus warga gereja dalam mengisi kemerdekaan? Sudahkah kita merdeka?
“Dulu sebelum Indonesia merdeka, kita melawan penjajah sampai berdarah-darah, tapi sekarang kita melawan diri sendiri,” katanya.
“Keserakahan, egoisme, amarah, ketamakan, kerakusan adalah musuh terberat kita sekarang ini. Maka kita harus berjuang melawan sifat-sifat buruk dalam diri kita itu, agar kita bisa mengisi secara benar dan baik kemerdekaan Indonesia yang memasuki usia 73 tahun ini,” ajak Romo Roy.
Menurut Romo Roy, jika dalam diri masih ada sifat iri, dengki, tamak, dan semua penyakit hati lainnya, itu tandanya kira belum merdeka.
“Yang harus kita lakukan pertama-tama adalah membebaskan diri dari sifat-sifat tersebut. Sehingga dalam mengisi kemerdekaan ini kita bisa menjadi manusia baik. Tidak menguasai tapi melayani, tidak melawan kekerasan dengan kekerasan, tapi dengan kelemah-lembutan,” terang Romo Roy.
Diakhir wawancara, Romo Roy mengutarakan alasan keterlibatannya pada upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan dan pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka peringantan HUT Proklamasi ke-73 RI tingkat Provinsi Lampung.
“Nah, terkait keikutsertaan kami (Umat Katolik) pada upacara HUT Kemerdekaan RI yang ke-74 ini, kami mau menunjukan bahwa Gereja hadir, ada dan telibat serta berkontribusi. Wujud komitmen kami selaku warga gereja sekaligus warga neraga Indonesia,” katanya.
“Selamat hari ulang tahun Republik Indonesia yang ke-73. Sesuai dengan amanat Mgr Sugijopranoto SJ, yang juga merupakan pahlawan Nasional, kita harus menjadi Katolik 100% dan Indonesia 100%, tidak boleh kurang atau lebih,” tutup Romo Roy.

Ketua Presidium WKRI DPD Lampung Ellysabet Sri Puryani saat mengikuti upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan dan pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka peringantan HUT Proklamasi ke-73, di Lapangan Korpri, kompleks perkantoran Gubernur Lampung, Jumat 17 Agustus 2018.
Sekedar tahu saja, hadir juga mendampingi Romo Roy pada upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan dan pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka peringantan HUT Proklamasi ke-73, Ketua Presidium WKRI DPD Lampung Ellysabet Sri Puryani.***
Reporter : Robert