SUARA TUHAN SUARA HATI NURANI

RD. Piet Yoenanto SW

Oleh : RD. Piet Yoenanto SW

RADIO SUARA WAJAR — Sahabat, hari ini Paulus, kepada jemaat di Roma memberikan pengajaran yang apik dan indah: walaupun kita ini banyak, tetapi merupakan satu tubuh dalam Kristus; masing-masing adalah anggota satu sama lain. Karunia kita juga berbeda-beda, berlain-lainan dan semua itu adalah karunia dan anugerah dari Allah yang sama kepada kita. Karena itu harus kita manfaatkan dengan baik dan benar sesuai rencana dan kehendak Sang Pemberi: bernubuatlah sesuai dengan iman yang benar, melayanilah dengan baik dan benar, mengajarlah sesuai iman akan Kristus, dan nasihatilah orang lain sesuai dengan Sabda Tuhan. Ketika kita memiliki sesuatu harus berani dan rela berbagi secara ikhlas kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkan, bukan hanya kepada orang-orang yang menyenangkan hati kita. Kita dipanggil untuk saling mengasihi, saling melayani dengan baik, iklas dan penuh kasih sayang. Sebagai pengikut Kristus, kita harus berani dan rela berkorban sebagaimana Kristus sendiri yang telah memberikan hidup-Nya bagi kita.

Yesus diundang makan dalam sebuah perjamuan orang Farisi. Pada saat perjamuan berlangsung, ada seorang dari tamu yang hadir mengatakan kepada Yesus: “Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah”. Pertama-tama jamuan dibuka untuk para pilihan Israel. Setelah mereka menolak, ada dua gelombang yang diundang. Gelombang pertama datang dari dalam kota, dari “segala jalan dan lorong kota”, yang dikumpulkan “orang-orang miskin dan orang-orang cacat”. Orang miskin biasanya tidak mendapatkan tempat dalam undangan pesta, dan orang buta, orang lumpuh, orang cacat itu termasuk orang najis, tidak pantas. Tetapi dengan kesengajaan, kalau orang Yahudi yang diandaikan datang, menolak, maka si pendosa, si pembea, orang-orang dari jalanan desa akan mendahului masuk Kerajaan Surga. Kemudian gelombang kedua mencakup “semua jalan dan lintasan” dari luar kota juga. Tiba waktunya untuk orang bukan Yahudi, dari Tumur dan Barat masuk dalam perjamuan, duduk bersama Bapa Abraham, sedang orang pilihan berdiri di luar.

Sahabat, ini bukan semboyan, untuk mendapat panggilan sebanyak mungkin, membaptis banyak dan cepat, tanpa memperhatikan tuntutan yang wajar dan benar. Jelek lagi, kalau orang dipaksa, dirayu dengan pemberian, sokongan, dibujuk dengan janji-janji, atau juga dipaksa dengan kekerasan, perang dan penaklukan, seperti terjadi juga dalam sejarah penyebaran agama. Ini bukan yang dimaksud! Dalam soal agama, soal panggilan, orang harus menghormati kebebasan manusia, memilih, menentukan sendiri. Yang mau digambarkan dalam Injil dengan “Paksalah orang-orang” – itulah kebesaran dan kedahsyatan rahmat, yang bisa menggulung segala rintangan, mengubah sikap dengan kesadaran dari dalam. Orang merasa, bahwa suara Tuhan, suara hati nurani, suara iman dan panggilan itu yang benar. Suara itu mendesak, mendorong, sampai manusia jelas melihat, bebas mengakui, dan menyerah diri kepada Tuhan. Kuasa rahmat seperti itu masih ada, dan dijanjikan Tuhan untuk setiap zaman: bukan paksaan, tetapi limpahan rahmat Tuhan yang meyakinkan, harus kita doakan.

Bapa Maha Bijaksana, Engkau telah memelihara Gereja-Mu dengan manganugerahkan kebijaksanaan dan kasih kepada Santo Karolus, uskup-Mu, yang kami peringati hari ini. Semoga Engkau senantiasa memperbarui Gereja-Mu agar semakin serupa dengan Kristus, dan mampu menghadirkan wajah Putra-Mu di dunia. Dengan pengantaraan Tuhan kami Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa, kini dan selamanya. Santo Karolus Borromeus, doakanlah kami. Amin.

Tuhan memberkati. Tetap hati-hati dan tetap jaga kesehatan. Salam sehat.***

30 Total Views 4 Views Today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *