Penyuluh Agama Katolik: Peran Kunci dalam Membangun Toleransi di Lampung
SUARAWAJARFM.Com, BANDARLAMPUNG — Di tengah keragaman budaya dan agama di Indonesia, peran penyuluh agama semakin vital. Dari 9 hingga 11 Oktober 2024, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung berkolaborasi dengan Keuskupan Tanjungkarang menyelenggarakan Pembinaan dan Pemilihan Penyuluh Agama Katolik Teladan Tingkat Provinsi Tahun 2024.
Acara ini berlangsung di Hotel Arinas, Bandar Lampung, dan dihadiri oleh 49 penyuluh agama Katolik dari berbagai daerah. Edi Sulistiyono, S.S., Pembimbing Masyarakat Katolik yang mewakili Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, dalam wawancaranya menekankan bahwa penyuluh agama memiliki tanggung jawab besar dalam membina pemahaman ajaran agama dan pembangunan karakter masyarakat.
“Penyuluh Agama juga harus memiliki wawasan kebangsaan dan nasionalisme yang tinggi, yaitu rasa kebangsaan, paham kebangsaan, dan semangat kebangsaan yang dapat digunakan sebagai alat pemersatu bangsa,” ungkap Edi.
Ia menambahkan, dengan wawasan yang baik, penyuluh agama dapat menghargai keberagaman suku, agama, ras, dan adat istiadat yang ada.
Menurut Edi, penyuluh agama diharapkan menjadi jembatan toleransi di tengah tantangan sosial dan keagamaan. “Mereka harus memiliki wawasan kebangsaan yang tinggi untuk menjadi pemersatu di masyarakat yang beragam,” kata dia.
Tema kegiatan ini adalah “Tahun Pendidikan Cinta Budaya dan Kaderisasi Politik Cinta Tanah Air,” yang menekankan peran penyuluh agama sebagai agen cinta tanah air, toleransi, dan moderasi beragama.
Acara ini juga menghadirkan narasumber berpengalaman, termasuk Uskup Tanjungkarang, Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo.
Peserta yang hadir, terdiri dari 3 ASN dan 46 Non-ASN, menunjukkan antusiasme yang tinggi meskipun beberapa tidak dapat hadir. Kegiatan ini juga menggelar pemilihan penyuluh agama katolik teladan, yang menyoroti pentingnya peran penyuluh dalam membangun komunitas harmonis.
Hasil pemilihan pada 10 Oktober 2024 menunjukkan bahwa Natalia Hendriyani dari Paroki Hati Kudus Yesus Metro meraih juara I, diikuti oleh Yohanes Kriswahyudi dan Robertus Gunadi.
Edi Sulistiyono menekankan bahwa kegiatan ini adalah langkah nyata untuk meningkatkan kompetensi penyuluh agama.
“Kami berharap penyuluh agama Katolik dapat menjadi jembatan dalam membangun toleransi dan kebersamaan di tengah masyarakat yang beragam,” tutupnya.***