Gubernur Himbau Tekait Melintasnya Gerhana Matahari Total
RADIO SUARA WAJAR – Gubernur Lampung M Ridho Ficardo menghimbau kepada seluruh jajaran Satuan Kerja Kepala Daerah (SKPD) dalam rangka akan adanya Gerhana Matahari Total (GMT) pada hari Rabu,(9/3) mendatang untuk melaksanakan Sholat Gerhana. Sholat rencananya akan dimulai pukul 06.00 Wib, di Lapangan Korpri Kantor Gubernur Lampung, pada tanggal 9 Maret 2016. Himbauan juga ditujukan kepada Bupati dan Walikota se provinsi Lampung agar masyarakat tidak melihat secara langsung tanpa alat pengaman saat melintasnya GMT.
Demikian dikatakan Kepala bagian (Kabag) humas setda provinsi Lampung Heriyansyah melalui sambungan telepon selularnya, Minggu (6/3).
Diketahui, Gerhana Matahari Total (GMT) akan melintas di 11 provinsi di Indonesia pada 9 Maret. Indonesia merupakan negara satu-satunya yang dapat menikmati Gerhana Matahari Total. Selama ini fenomena Gerhana Matahari Total seringkali dikaitkan dengan kebutaan, apakah itu benar? lalu bagaimana melihat dengan aman?
Kebag Humas setda provinsi Lampung Heriyansyah mengatakan, Gerhana matahari merupakan peristiwa di mana posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar dan berada pada garis lurus. Saat itu bulan akan melintas diantara Matahari dan Bumi, untuk beberapa waktu cahaya Matahari ke Bumi akan terhalang bayangan Bulan. Ketika fase total itu terjadi bulan menutupi Matahari, akan tampak corona Matahari akan tampak seperti menjulur dari pinggir bagian yang ditutupi Bulan, ujarnya seperti dilansir lampungprov.go.id, Senin (07/03).
Menurutnya, Gerhana Matahari akan terjadi selama dua sampai tiga jam. Tetapi Gerhana Matahari mencapai fase penuh hanya selama satu setengah sampai tiga menit. Di wilayah bagian barat Indonesia gerhana mulai terjadi pagi hari, mulai pukul 06.19 WIB, dan mencapai puncak gerhana pada 07.21 WIB. Gerhana Matahari akan berakhir pada pukul 08.30 WIB, singkatnya.
Sementara, menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN, Thomas Djamaluddin, melihat gerhana matahari total dapat menimbulkan kebutaan merupakan mitos modern. Yang benar adalah cahaya Matahari sehari-hari dan ketika gerhana sama-sama berbahaya, untuk itu jangan melihat Matahari secara langsung karena dapat membahayakan mata, yaitu retina bisa rusak, katanya. Karena, menatap sinar matahari dengan jangka waktu yang lama akan menimbulkan kerusakan pada retina yang disebut dengan solar retinopathy. Gejalanya adalah titik-titik hitam pada pandangan mata Anda, dan itu sulit untuk dipulihkan.
Penyebabnya bisa jadi ketika fase total saat gerhana Matahari total terjadi, pupil mata membesar untuk menangkap cahaya sebanyak mungkin karena suasana yang gelap. Tetapi ketika fase total berakhir dan bulan mulai bergeser, cahaya matahari akan terang kembali dan saat itu yang membahayakan mata,terangnya.
Cara melihat GMT harus menggunakan kacamata hitam atau rol film untuk foto, dan juga bekas foto rontgen bisa digunakan tetapi belum tentu aman untuk digunakan melihat gerhana matahari karena tidak dilengkapi dengan pelindung dari sinar ultraviolet (UV), tandasnya.