Uskup Desak Para Imam Menghindari Politik
RADIO SUARA WAJAR – Seorang pemimpin senior Gereja Katolik di Filipina memperingatkan anggota klerus untuk tidak mencalonkan diri sebagai pejabat pemerintah dalam pemilu nasional 2016.
“Para imam harus melayani Gereja. Ada sebuah cara lain melayani masyarakat sebagai seorang imam,” kata Kardinal Gaudencio Rosales, uskup agung emeritus Manila.
“Hukum Gereja melarang itu,” kata Kardinal Rosales, ketika Komisi Pemilihan Umum (KPU) negara itu membuka lamaran untuk para calon pada 12 Oktober.
Prelatus itu mengatakan hukum Gereja menyatakan bahwa imam tidak diperbolehkan mencalonkan diri dalam pemilu atau menerima jabatan yang mencakup kekuasaan awam. Para uskup lainnya yakin bahwa tidak ada imam bergabung dengan politik.
“Tidak ada imam saya yang masuk politik,” kata Uskup Arturo Bastes dari Sorsogon.
“Tidak ada yang tertarik untuk mencalonkan diri. Mereka tahu bahwa itu tidak diperbolehkan,” kata Uskup Marbel Mgr Dinualdo Gutierrez, seraya menambahkan bahwa para imam harus mendorong para pemimpin awam untuk mencalonkan diri.
“Imam hanya membimbing dan memberikan pencerahan kepada orang tentang politik,” kata Uskup Agung Jaro, Mgr Angel Lagdameo.
“Tidak ada imam di keuskupan agung saya ingin mencalonkan diri,” kata Uskup Agung Lipa, Mgr Ramon Arguelles, seraya menambahkan bahwa para imamnya “senang menjadi kekuatan moral untuk mendukung dan membimbing para calon pemimpin yang bersih atau mengecam politisi jahat.”
Uskup Cubao, Mgr Honesto Ongtioco mengatakan larangan mencegah imam dari politisi menjadi jelas bagi para imamnya.
“Ada mandat yang jelas bahwa mereka tidak masuk rana politik karena Gereja adalah non-partisan dalam misinya,” katanya.
Di masa lalu, sejumlah imam Katolik telah mencalonkan diri dan menang menjadi pejabat pemerintah. Tahun 2007, Pastor Eddie Panlilio diskors dari tugas-tugas imamat ketika ia mencalonkan diri dan menang sebagai gubernur Provinsi Pampanga. Pastor Panlilio gagal menyelesaikan masa jabatannya dan ia keluar dari jabatan tersebut pada Februari 2010.
Tahun 2013, Pastor Panlilio mencalonkan diri lagi sebagai gubernur, namun kalah. Pastor Leo Casas mencalonkan diri sebagai gubernur Masbate pada 2013, tetapi ia kalah. Tahun 2007, Pastor Ronilo Omanio mencalonkan diri untuk menjadi gubernur Provinsi Occidental Mindoro, ia namun kalah.
Pastor Diosdado Tabios gagal menjadi gubernur Provinsi Bukidnon serta Pastor Emerson Luego yang mencalonkan diri untuk walikota di Provinsi Davao del Norte. Konferensi Waligereja Filipina mendesak para calon memikirkan secara matang ketika mereka mencalonkan diri.(ucanews.com)