Kecelakaan Mobil Imam, Penuh Rekayasa
RADIO SUARA WAJAR – Kecelakaan mobil calon wakil Bupati Lampung Tengah Imam Suhadi, penuh rekayasa. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris DPD Gerindra Pattimura, kepada media diruang kerjanya, Senin (28/9). Menurutnya kecurigaan rekayasa itu didapatkan dari bukti-bukti yang ditemukan oleh tim internal partai Gerindra yang berada di lokasi.
“Kami curiga dan harus dicek, kecelakaan ini tidak murni sebuah kecelakaan sewajarnya. Sebab dari awal berangkat menuju lokasi, mobil yang dikendarainya dihalang-halangi sebuah mobil saat hendak menyalip,” kata Patimura saat menggelar konfrensi pers di ruang kerjanya, Senin (28/9).
Dia menuturkan, berdasarkan kesaksian dari Imam Suhadi dan bukti-bukti foto yang diterimanya, mobil yang mencoba menghalangi laju mobil Pondok Pesantren Nurul Qodiri Lamteng itu terus berupaya memepet dan tidak mau memberi kesempatan Imam dan sopirnya untuk mendahului. “Nah, saat mobil Pak Imam ada kesempatan hendak menyalip dari sisi kanan, tiba-tiba mobil tersebut dengan sengaja membelokkan mobilnya ke kanan mencoba kembali menghalangi. Karena kaget takut terjadi tabrakan, sopir Pak Imam membanting setir ke kiri, sehingga akhirnya terbalik menghantam gorong-gorong dan rumah warga,” ungkapnya.
Melihat mobil Pajero BE 1197 GA yang dikendarai Imam Suhadi terbalik, mobil jenis Xenia yang tidak diketahui nomor polisinya tersebut, kabur dan melarikan diri. “Nah saat mobil terbalik, masyarakat sekitar ramai mendatangi lokasi kecelakaan untuk memberikan pertolongan. Alhamdulillah, Pak Imam Suhadi dan sopirnya tidak terluka sedikitpun dan dalam keadaan baik-baik saja,” kata dia.
Namun, selang setengah jam dari kejadian, tiba-tiba saja ada seseorang yang mengaku menemukan bong (alat hisap sabu) di dalam mobil Pak Imam Suhadi. “Jelas menurut kami ini adalah rekayasa. Mengapa saya katakan rekayasa?, sebab saat mobil terbalik banyak stiker sosialisasi milik Pak Gunadi-Imam di dalam mobil yang berhamburan. Namun tiba-tiba tanpa diketahui siapa yang memasang, sudah tertempel di kaca mobil bagian belakang. Lucunya, karena saking terburu-burunya, stiker yang dipasang terbalik,” kata Patimura, seraya menunjukkan bukti-bukti foto yang diambil dari lokasi kejadian.
Dirinya menduga, pemasangan stiker sengaja dilakukan pihak-pihak tertentu yang bertujuan hendak mendeskreditkan pasangan nomor urut 3 yang diusung Gerindra-PKB ini. “Nah, dari sini kami mengindikasikan ada unsur kesengajaan untuk mendeskreditkan pasangan kami dengan melakukan kampanye hitam (black campaign). Setelah sebelumnya diserang dengan menyebutkan pelanggaran dengan membagikan sarung, dan izajah palsu yang ternyata tidak terbukti,” tegasnya seperti dilansir lampost.co, Selasa (29/9).
Selanjutnya, indikasi lain bahwa peristiwa kecelakaan ini ada motif penjegalan terhadap pencalonan Gunadi Ibrahim-Imam Suhadi adalah, saat mobil akan diderek tertangkap kamera foto sebuah mobil putih jenis Honda Agya dengan Nopol BE 2649 GN yang tidak diketahui pemiliknya tiba-tiba melakukan pengawalan. Anehnya di kaca belakang mobil tersebut tertempel stiker nomor urut pasangan nomor 2, Mustafa-Loekman Djoyosumarto.
“Logikanya kan yang melakukan pengawalan seharusnya orang kita, nah ini bukan, dan mobil itu tidak kami kenal, ini maksudnya apa?,” ujarnya.
Patimura menegaskan, dirinya juga meminta kepada pihak kepolisian agar memeriksa orang yang melaporkan menemukan bong di dalam mobil Pak Imam Suhadi. Pasalnya, sampai saat ini orang tersebut berkilah tidak mengetahui siapa yang pertama kali menemukan bong tersebut. “Apalagi, penemuan bong ini dilaporkan setelah setengah jam terjadi kecelakaan, dan kondisi dalam mobil Pak Imam terlihat juga sudah sudah diacak-acak. Kami meminta pihak kepolisian agar mengecek dan memeriksa tiga orang yang melaporkan hal ini, termasuk cek urin dan cek darah. Sebab, boleh jadi merekalah pelaku sebenarnya, sebagai upaya untuk menjelek-jelekkan pasangan kami,” tegasnya.
Fakta selanjutnya, kata Patimura, saat Pak Imam Suhadi dan sopirnya diminta ke Polsek Padangratu untuk diperiksa, tiba-tiba muncul 15-20 orang dari kampung lain datang mempresure. “Hal ini semakin memperjelas, bila kecelakaan ini bukan lagi kecelakaan normal, tetapi sudah upaya rekayasa politik untuk memunculkan seolah-olah pasangan calon kami terlibat narkoba,” kata dia.
Menyikapi permasalahan yang terjadi, wakil ketua DPRD Provinsi Lampung itu mengatakan dirinya sudah berkoordinasi dengan DPP melalui Sekjend Gerindra, Komisi III DPR RI, dan kepolisian. Menurutnya, hal ini ada situasi khusus yang harus ditindaklanjuti. “Kalau ini masalah darurat narkoba, saya rasa Satres Narkoba paling paham daerah mana di Lamteng yang rawan narkoba. Persoalan ini harus dicermati ada muatan politik di dalamnya, agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat,” imbuhnya.
Mantan komisioner KPU Lampung ini mengatakan, peristiwa ini semakin menunjukkan bahwa ada upaya black campaign secara terorganisir yang dilakukan salah satu pasangan calon. Hal itu berdasarkan fakta dan bukti-bukti di lapangan. “Black campaign ini sudah berjalan, seperti di media-media sosial juga gencar menyerang pasangan kami, termasuk juga pemberitaan media yang menyudutkan dan tidak berimbang,” kata dia.
Masih kata Patimura, banyaknya serangan ke pasangan calon mereka hal itu membuktikan bahwa pasangan mereka sangat diperhitungkan oleh lawan politik. Memang diakuinya, berdasarkan survei internal Gerindra tingkat keterpilihan pasangan nomor urut 3 tinggal 3% lagi dari incumbent. “Kami yakin, hanya dengan satu gebrakan lagi, pasangan kami bisa memenangkan pilkada di Lamteng,” pungkasnya.