Renungan Harian Minggu, 13 September 2015
Minggu, 13 September 2015
HMB XXIV [B]
Injil: Mrk 8:27-33
Mrk 8:27 Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Kata orang, siapakah Aku ini?”
Mrk 8:28 Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.”
Mrk 8:29 Ia bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias!”
Mrk 8:30 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia.
Mrk 8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
Mrk 8:32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.
Mrk 8:33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
RENUNGAN:
Petrus adalah seorang pribadi yang berkesungguhan hati. Ia cepat berbicara, spontan …, dan ia juga cepat mengakui kesalahannya …… bertobat! Petrus adalah seorang pribadi yang transparan. Pada saat Petrus dengan benar menyatakan Yesus sebagai sang Mesias, maka Yesus pun memuji dirinya. Namun beberapa saat kemudian Petrus sudah ditegur keras oleh Yesus yang diakuinya sebagai Mesias itu.
Di mana letak kesalahan Petrus?
Walaupun bagaimana Petrus pun seorang pendosa dan tidak sempurna – suka berpikir, bersikap dan berperilaku salah juga. Petrus menyebut Yesus adalah Mesias tetapi dia belum paham benar tentang Yesus Mesias itu maka dia menolak jika Yesus harus disalib. Padahal kita tahu tanpa salib tak ada penyelamatan dalam hidup Yesus. Apakah kita sepenuhnya memahami semua yang dilakukan bagi kita oleh Yesus di atas kayu salib?
Penyaliban Kristus adalah peristiwa sentral dalam sejarah umat manusia. Di bukit Kalvari, kemanusiaan dibebaskan sekali dan selamanya dari kematian kekal dan belenggu si Iblis. Dosa menjadi tak berdaya! Tindakan penebusan Yesus mendatangkan keadilan bagi Bapa surgawi dan janji surga bagi semua orang percaya. Memahami penebusan Yesus barangkali merupakan salah satu tantangan terbesar dalam kehidupan kristinai, namun hal itu merupakan “hakekat” dari berkat-berkat-Nya bagi kita.
Pada hari ini, baiklah kita merenungkan makna Salib Kristus dan memperkenankan diri kita untuk disalibkan bersama Dia sehingga kita pun dapat mengalami keintiman hubungan dengan Allah. Marilah kita memandangi “Sang Tersalib” dengan hati yang terbuka sehingga keajaiban dari kehadiran-Nya akan memenuhi diri kita.
DOA:
“Ya Tuhan Yesus, biarlah salib-Mu menembus hatiku supaya kehadiran-Mu dapat memenuhi diriku. Buatlah diriku suatu ciptaan baru dalam Engkau, sehingga aku pun dapat mengenal dan mengalami sukacita hidup dalam sabda-Mu. Amin.”