Renungan Harian Minggu, 11 Oktober 2015
Minggu, 11 Oktober 2015
HMB XXVIII [B]
Injil: Mrk 10:17-27
Pada waktu Yesus meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seseorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya, “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus, “Mengapa kaukatakan Aku baik?” Tak seorang pun yang baik selain Allah saja. Engkau tentu mengetahui perintah-perintah ini: Jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan memberi kesaksian palsu, jangan menipu orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!” Lalu kata orang itu kepada-Nya, “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya, “Hanya satu lagi kekuranganmu: Pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.” Mendengar perkataan itu mukanya muram, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka, “Alangkah sukarnya orang yang banyak harta masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus berkata lagi, “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Mereka makin tercengang dan berkata seorang kepada yang lain, “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata, “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu mungkin bagi Allah.”
RENUNGAN:
Orang yang mendatangi Yesus itu adalah seorang yang kaya (Mrk 10:22; Mat 19:22, Luk 18:24), masih muda-usia (Mat 19:20), memegang kuasa kepemimpinan (Luk 18:18), dan hidup kerohaniannya juga baik (Mrk 10:20; Mat 19:20; Luk 18:21). Sekilas lintas, kelihatannya orang itu sudah memiliki segalanya. Namun ia mengajukan sebuah pertanyaan kepada Yesus yang kiranya sudah lama terpendam dalam hatinya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” (Mrk 10:17).
Kelihatan juga di sini, bahwa upayanya untuk menghayati kehidupan bermoral – bagaimana pun berhasilnya – tidak mampu memberikan kepadanya kedamaian dan keamanan yang selama itu dihasratinya. Yesus mengatakan:“Hanya satu lagi kekuranganmu: Pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku” (Mrk 10:21). Ternyata, orang itu meninggalkan Dia dengan sedih hati. Orang itu begitu lekat pada harta-bendanya. Ketika menghadapi pilihan ternyata dia memilih harta bendanya.
Kita berupaya untuk menemukan panggilan kita, untuk melakukan segalanya yang dapat kita lakukan agar dapat mendengar Suara Ilahi yang memanggil kita, untuk meyakinkan diri kita apa yang dikatakan-Nya – dan kemudian mentaati-Nya.
Namun apakah sungguh cukup bagi seseorang untuk sekadar melakukan kebaikan dan tidak berdosa? Ataukah kita masih merindukan sesuatu yang lebih? Akhirnya bagaimana dengan kita yang mengakui Yesus sebagai Pemimpin dan Juruselamat kita? Maukah kita menuruti-Nya untuk berbagi dengan sesama yang miskin, yang membutuhkan bantuan?
DOA:
“Ya Tuhan Yesus, aku menyerahkan keberadaan diriku sepenuhnya kepada-Mu. Selidikilah hatiku dan tunjukkanlah kepadaku apa saja yang menghalangi aku untuk menjawab panggilan-Mu dalam setiap saat hidupku. Amin.”