Romo Hans Jeharut: Kaderisasi Umat Awam Jadi Fokus Utama Gereja di Regio Sumatra

Sekretaris Eksekutif Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Romo Hans Jeharut, Pr.
RADIO SUARA WAJAR, BANDAR LAMPUNG -– Sekretaris Eksekutif Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Romo Hans Jeharut, Pr, menegaskan pentingnya penguatan kaderisasi umat awam dalam kehidupan Gereja Katolik, khususnya di wilayah Regio Sumatra. Hal itu disampaikannya dalam acara ramah-tamah pembukaan Pertemuan Komisi Kerawam Regio Sumatra Tahun 2025, yang berlangsung di Susteran CB Matow Way Hurik, Jl. Ratu Dibalau 76, Tanjung Senang, Kedaton, Selasa malam (28/10).
Dalam sambutannya, Romo Hans mengingatkan bahwa pada 18 November 2025, Gereja Katolik akan memperingati 40 tahun Dekret tentang Kerasulan Awam, Apostolicam Actuositatem, yang dikeluarkan oleh Paus Paulus VI pada 18 November 1965.
“Kita tahu bahwa Apostolicam Actuositatem adalah terobosan penting Gereja dalam menempatkan peran umat awam. Komisi Kerasulan Awam menggagas semangat itu agar dapat terus direfleksikan, bahkan direplikasi dan dikembangkan di masa kini,” ujar Romo Hans.

Ia menjelaskan bahwa pertemuan tahunan ini juga terinspirasi oleh Pastoral Uskup Regio Sumatra bersama para pimpinan kongregasi di wilayah tersebut, yang sebelumnya telah mengidentifikasi empat bidang strategis yang perlu menjadi perhatian bersama: ekonomi, kaderisasi, pastoral, dan ekologi.
“Apa yang kita lakukan kali ini adalah bagian dari bidang kaderisasi. Menurut saya, ini menjadi bidang utama, karena jika kaderisasi berjalan baik, kader-kader kita bisa didistribusikan ke berbagai bidang, baik gerejawi, sosial, maupun lingkungan hidup,” paparnya.
Romo Hans menekankan bahwa kaderisasi bukan hanya untuk bidang pastoral, tetapi juga untuk menguatkan peran awam dalam isu-isu sosial dan kemanusiaan, seperti ekologi, perdagangan manusia (human trafficking), hingga transformasi digital.
“Kita bisa menempatkan kader di berbagai lembaga — entah di kepolisian, TNI, bea cukai, atau bahkan LSM. Di bidang digital pun penting sekali menyiapkan orang muda untuk bergerak dalam pelayanan pastoral digital,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa Komisi Kerawam KWI tengah menyiapkan modul khusus kaderisasi bagi kaum muda Katolik. Namun, ia mengakui bahwa hingga kini belum ada satu modul baku yang bisa digunakan bersama di seluruh keuskupan Regio Sumatra.
“Saya sendiri sudah hampir empat tahun mencari modul dan tempat yang cocok untuk kaderisasi ini. Dalam pertemuan ini, kita akan mencoba menyempurnakan modul tersebut agar bisa disesuaikan dengan konteks masing-masing keuskupan,” ujarnya.
Romo Hans berharap, melalui pertemuan ini, proses kaderisasi di wilayah Sumatra dapat berjalan lebih terstruktur dan berkesinambungan.
“Ke depan kita berharap bahwa kaderisasi di Sumatra ini benar-benar terjadi dengan baik dan terarah, sehingga umat dapat berkarya dengan lebih efektif dan berdaya bagi Gereja maupun masyarakat,” tutupnya.***
Penulis : Sr. Fransiska FSGM/Robertus Bejo




