DEMI KEMULIAAN TUHAN DAN KEBAIKAN SESAMA

RD. Piet Yoenanto SW
Oleh : RD. Piet Yoenanto SW
RADIO SUARA WAJAR — Sahabat, Allah menghadapi ketidaktaatan Israel, yang menolak Yesus Kristus sebagai Mesias, dan melewatkan keselamatan. Tuhan tidak menyia-nyiakan karunia-Nya, tetapi mengalihkan itu kepada bangsa bukan Yahudi. Tidak karena bangsa ini mempunyai jasa suatu apa, mereka pun juga tidak taat, karena tenggelam dalaam dosa. Tetapi justru di sini kemurahan Allah! Lewat perahmatan “luar biasa”, dalam arti menyimpang dari penyaluran biasa lewat perjanjian, melalui bangsa terpilih, kali ini dengan kedatangan Yesus Kristus Sang Putra Manusia, penyaluran rahmat langsung lewat Sang Pengantara, dengan percaya pada salib dan kebangkitan-Nya. Perahmatan begitu langsung, kepada para bangsa, lewat Yesus Kristus, Allah yang menjadi begitu dekat pada manusia karena penjelmaan-Nya! Israel akan jadi “cemburu” (Bdk Roma 11:11-14), dan ingin memperoleh kemurahan juga.
Berbeda dengan orang Farisi, yang ingin dipuji karena kebaikannya, murid Yesus diajar melakukan kebaikan secara tersembunyi, supaya hanya Bapa di surga yang melihat dan memberikan pahala. Yang mencari pujian orang, dan ternyata sudah dipuji, orang itu sudah mengumpulkan upah di dunia, dan tidak mendapat upah lagi di surga. Di dunia kita, yang biasa menjual jasa, dan masih banyak menarik pungli, murid Kristus masih harus belajar banyak, untuk memberi kesaksian cinta kasih kristiani, polos, tanpa pamrih, demi kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama. Dalam “service”, yang disebut pelayanan, orang boleh menerima imbalan: tetapi apakah pelayanan diberikan “jujur dan tulus”, sungguh baik, tak ada keluhan? Pungli itu bukan melayani, jelas-jelas itu memeras!
Sahabat, pelayanan tanpa pamrih, apa mungkin? Kalau untuk pelayanan yang sudah dibayar oleh pemerintah, instansi, masih menarik uang lagi, itu orang minta bayaran tambah, rangkap! Amanat Yesus agar dalam perjamuan “jangan mengundang saudara, tetangga dekat, tetapi yang miskin, cacat, lumpuh, buta”. Sebab mereka tidak akan dapat membalas, di situ Ia menunjukkan sikap hati, yang berbeda sama sekali: mau membuat senang, membuat orang bahagia, dan sendiri sudah bahagia karenanyanya. Tidak menghitung uang, imbalan, jasa, tetapi orang senang bisa memberi, karena lebih bahagia memberi daripada menerima. Orang mau memberi dengan sukacita, karena senang melihat orang lain tertolong, kecukupan, bahagia. Hati dan mentalita ini sesungguhnya baru timbul, karena orang mengasihi sesama karena Kristus. Justru pada orang miskin, menderita, wajah Kristus sendiri nampak, minta bantuan. Dan bahagia orang yang menolongnya dalam kesesakan ini.
Bapa Maha Rahim, Engkau berbelas kasih kepada siapa pun. Semoga kami dapat merasakaan cinta kasih-Mu yang besar kepada dunia ini sehingga kebaikan-Mu dapat kami wartakan. Dengan pengantaraan Tuhan kami Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa, kini dan selamanya. Amin.
Tuhan memberkati. Tetap hati-hati dan jaga Kesehatan. Salam sehat!***
