Harga Karet Kian Anjlok, Pemilik Kebun Lego Pohon Karet Rp 3 Juta/Ha

panduan-cara-teknis-tips-budidaya-perkebunan-tanaman-karet-produk-hasil-karet-indonesia-cara-meningkatkan-hasil-karetRADIO SUARA WAJAR – Harga karet yang terus merosot dalam dua tahun terakhir, membuat pemilik perkebunan karet meradang. Imbasnya, mereka menebang pohon karet dan menjual kayunya ke pengusaha kayu. Seperti yang diungkapkan salah satu pemilik kebun karet asal Kotabumi, Lampung Utara, Joko Supeno.

Tidak adanya kepastian membaiknya harga karet dalam setahun terakhir, membuat Joko kebingungan. Bahkan, untuk menjual pohon-pohon karet Joko masih kebingungan, karena tidak ada lagi yang mau membeli kayu-kayu dari pohon karet tersebut.

“Tadinya mau saya jual. Cuma karena tidak sesuai, ya bagaimana. Kami mau jual itu bukan kebunnya dijual terus saya dapat duit, bukan. Jual itu maksudnya kami jual pohonnya itu. Nah, kalau untuk membersihkan lahan itu saja, kami masih nombok. Makanya masih bingung juga kami ini,” kata Joko, seperti dilansir tribunnews.com, Minggu (27/3).

Menurut pemilik dua hektare (ha) lahan karet ini, tidak hanya dirinya, rekan seprofesinya pun masih kebingungan mau menjual kemana pohon-pohon karet tersebut. Joko menjelaskan, untuk membersihkan satu Ha lahannya dari pohon-pohon karet membutuhkan biaya antara Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Sedangkan, jika pohon karetnya tersebut laku, harganya tidak lebih dari Rp 2 juta per Ha. Itu juga, lanjut Joko, kayu dengan diameter 30 cm ke atas masih dipilih dan tidak semuanya dibeli.

Menurut Joko, sampai saat ini harga karet tidak kunjung membaik. Untuk getah karet setengah kering, berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 5.200 per kilogram (kg). Dengan harga tersebut, lanjut Joko, dalam 15 hari, para penyadap getah karet hanya mendapatkan penghasilan Rp 300 ribu sampai Rp 350 ribu.

Melihat pemasukan yang sangat minim banyak pekerja yang menyadap getah karet beralih profesi. Kebanyakan, menurut Joko, pekerja penyadap getah karet tersebut bekerja di untuk membersihkan lahan singkong.

Dengan kondisi harga yang terus merosot, Joko berencana menjual pohon karetnya.
Namun, karena lokasi lahan yang jauh dari jalan raya, membuat para pengusaha kayu enggan untuk membeli pohon karet.

Tanami Singkong

Kondisi serupa dialami Jarie pemilik perkebunan karet di Way Kanan. Ia mengakui harga karet anjlok membuat orangtuanya menjual sebagian pohon karet. Satu hektare pohon karet dilego Rp 3 juta hingga Rp 4 juta.

Alumni salah satu sekolah tinggi kesehatan ini mengakui, harga karet yang merosot dalam dua tahun terakhir membuat keluarganya beralih ke tanaman singkong. Dia menjelaskan, pohon karet yang sudah dijual kepada pengusaha diganti dengan kebun singkong.

Menurutnya, dengan harga karet yang saat ini berada di kisaran Rp 4.500 hingga Rp 5.000 akan sulit bagi pemilik kebun karet untuk bertahan. Bukan hanya soal harga, musim kemarau yang terjadi 2015 lalu membuat kualitas karet juga menuurun.

Sementara pemilik karet asal Lampung Timur, Herman mengaku sudah mengalihkan tanaman karetnya ke singkong. Menurutnya, hampir 95 persen pemilik kebun karet di sekitar tempatnya sudah mengalihkan tanamannya ke singkong dan jagung.

Herman mengatakan, harga karet anjlok sangat drastis. Menurut Herman, dari harga sebelumnya sekitar Rp 15 ribu per kg, sekarang itu hanya Rp 5 ribu per kg.  Saat ini, sambung Herman, banyak pengusaha karet yang bangkrut.

Herman mengatakan, meski harga karet membaik tahun ini, baik dirinya maupun teman-teman seprofesinya, tidak akan kembali lagi menanam pohon karet.

 

3935 Total Views 1 Views Today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *