Peran Aktif Tokoh Politik Katolik

Ilustrasi
RADIO SUARA WAJAR – Ketua Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) KWI, Mgr Uskup Vinsensius Sensi Potokota, dalam sebuah pertemuan yang dihadiri sekitar 200 politisi, akademisi dan dari kalangan organisasi Katolik di Jakarta, Kamis (25/02/16) menjelaskan bahwa Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengajak para kader Katolik untuk lebih berperan aktif dalam kehidupan berpolitik dan meminta mereka membangun konsolidasi agar bisa selalu menampilkan nilai-nilai Kristiani.
KWI mengakui, di masa lalu, Katolik memiliki sejumlah tokoh yang disegani, dan kemudian menjadi pahlawan nasional karena mereka mampu menghayati spirit kekatolikan. Beberapa di antaranya adalah IJ Kasimo, salah satu pahlawan nasional dan juga Frans Seda, seorang yang disegani karena kiprahnya sebagai menteri selama era Presiden Soeharto.
Sekertaris Eksekutif Komisi Kerawam, Romo Guido Suprapto, mengatakan mereka ingin agar kader-kader Katolik kembali memperkuat nilai-nilai Kristiani.
Ke depan, kata dia, akan diadakan juga pertemuan, untuk anggota DPR beragama Katolik, juga para gubernur, bupati dan walikota. Kerawam, menurutnya, juga bermaksud mendorong agar makin banyak orang Katolik yang terjun ke dalam dunia politik.
Pengamat politik senior, Joseph Kristiadi, mengatakan bahwa tokoh-tokoh Katolik harus mempersiapkan secara bersama-sama orang-orang yang akan diterjunkan ke dalam politik.
Ia menyebut kegagalan persiapan kader yang membuat banyak orang katolik yang terlibat dalam praktek jahat seperti korupsi. Misalnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dimana 80 persen penduduknya adalah Katolik, justru menempati ranking satu untuk korupsi.
Perwakilan dari Ikatan Sarjana Katolik Indoesia (ISKA), Ignasius Joko mengatakan bahwa persoalan lain yang selama ini selalu dihadapi adalah ketika sudah masuk ke partai politik, kader-kader Katolik susah lagi untuk bekerja sama dengan lain.
Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Angelo Wake Keko, mengatakan bahwa eksistensi kader Katolik, organisasi-organisasi Katolik, termasuk PMKRI sudah terlihat. Tantangan saat ini menurutnya adalah bagaimana perhatian Gereja Katolik terhadap organisasi-organasasi. (ucannews)