Renungan Harian Jumat, 04 September 2015

11947484_10204646710635444_2765577654211855832_nJumat, 4 September 2015
Hari Biasa Pekan Biasa XXII

Injil: Luk 5:33-39

Sekali peristiwa Orang-orang Farisi berkata  kepada Yesus: ”Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum.” Jawab Yesus kepada mereka: ”Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: ”Tidak seorang pun mengoyak­kan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.”

RENUNGAN:

Hari ini Yesus ingin menekankan kebaharuan dari kehidupan ilahi yang ingin diberikan-Nya kepada kita. Kehidupan Kristiani yang ilahi adalah suatu kehidupan yang seluruhnya baru. Namun kehidupan itu bukan sekedar kehidupan yang lebih baik karena kita melakukan pekerjaan-pekerjaan baik dan setia. Yesus wafat di kayu salib supaya kita menerima suatu kehidupan baru, lengkap dengan seperangkat prinsip-prinsip baru, sebuah pusat dan sumber baru dari pengharapan dan kuasa. Yesus ingin memberikan kita suatu kehidupan ilahi, suatu ciptaan baru.

Untuk menolong para pengikut-Nya memahami kebenaran fundamental ini, Yesus berbicara mengenai ‘kain penambal untuk baju yang tua’ dan ‘kantong kulit penyimpan anggur yang tua’. Kita diharapkan menjadi kantong yang fleksibel untuk mengembang seirama dengan gas yang dihasilkan oleh proses fermentasi anggur itu supaya tidak koyak. Kantong kulit yang tua tidak akan dapat “menangani” perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh anggur yang baru.

Ketika Yesus wafat di atas kayu salib, Ia membawa serta bersama-Nya kehidupan lama kita. Yang ditawarkan oleh-Nya sekarang adalah kemampuan untuk menjadi suatu ciptaan baru yang dipenuhi dengan hidup-Nya sendiri. Bagaimana kita dapat memperolehnya? Tentunya dengan melakukan “pemeriksaan batin”, lalu bertobat setiap hari.
Maka marilah kita datang dan mohon kepada Yesus agar kita dapat mati terhadap kehidupan lama. Dengan kata lain bertobat dari kehidupan lama kita. Marilah kita memperkenankan Roh Kudus untuk bekerja dalam diri kita masing-masing, sehingga dengan demikian kita dapat menjadi kantong anggur yang lunak dan fleksibel, yang siap untuk menerima tuangan lebih banyak lagi anggur yang baru.

DOA:

“Ya Tuhan Yesus, oleh Roh Kudus-Mu tunjukkanlah kepadaku perbedaan antara kehidupan baru yang telah Kauberikan kepadaku dan kehidupan lama yang disalibkan bersama-Mu. Bentuklah aku melalui pembaharuan hati dan pikiranku, sehingga aku dapat hidup untuk memuliakan-Mu. Amin.”

 

1320 Total Views 1 Views Today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *