Renungan Injil Mrk 9: 2-10
Kamis, 6 Agustus 2015
PESTA YESUS MENAMPAKKAN KEMULIAAN-NYA
Injil Mrk 9:2-10
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilauan. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat memutihkan pakaian seperti itu. Lalu tampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, “Rabi, alangkah baiknya kita berada di tempat ini. Biarlah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Lalu datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara, “Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia.” Tiba-tiba sewaktu memandang sekeliling, mereka tidak melihat seorang pun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.
Pada waktu turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan itu sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang mati”.
RENUNGAN:
“Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia” (Mrk 9:7).
Para murid harus mendengarkan Yesus karena mereka belum memahami sabda Yesus. Buktinya? Di Kaisarea Filipi, Petrus baru saja menyatakan Yesus sebagai Mesias (Mrk 8:29), namun beberapa saat kemudian, setelah mendengar Yesus berbicara mengenai penderitaan sengsara dan kematian-Nya di Yerusalem, murid ini menegur Yesus dengan keras (Mrk 8:30-33).
Setelah mengoreksi Petrus dengan tidak kalah keras, Yesus melanjutkan pengajaran-Nya tentang sesuatu yang harus ditanggung seseorang kalau benar-benar ingin mengikuti diri-Nya: “Jika seseorang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa saja yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi siapa saja yang kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya” (Mrk 8:34-35). Inilah kata-kata Yesus yang harus didengarkan oleh ketiga murid di atas gunung dan juga para murid-Nya yang lain, karena mereka begitu akrab terhubung dengan kemuliaan Yesus.
Mendengarkan sabda Yesus yang keras seperti itu tanpa melihat Ia tampil dalam kemuliaan-Nya adalah terlalu sulit. Sebaliknya, menyaksikan kemuliaan Tuhan tanpa pemahaman tentang sifat dan peranan salib akan menggiring seseorang kepada suatu “kesombongan rohani” sebagaimana ditunjukkan oleh hasrat Petrus untuk mendirikan kemah di atas gunung tinggi itu, masing-masing bagi Yesus, Musa dan Elia. Jadi, memisahkan diri Yesus dari orang banyak yang dengan kedatangan-Nya justru ingin diselamatkan-Nya.
DOA:
“Ya Bapa, nyatakanlah kemuliaan Yesus putra-Mu kepada kami pada hari ini. Tunjukkanlah kepada kami keagungan, keindahan, kemurniaan dan kebaikan-Mu kepada kami! Buatlah hati kami penuh dengan ketulusan untuk bersedia mau kehilangan hidup kami untuk mengikuti jejak Kristus di dunia ini. Amin.”