Injil Markus 4: 21-25 Perumpamaan tentang pelita dan tentang ukuran

pelitaInjil Markus 4:21-25
Perumpamaan tentang pelita dan tentang ukuran

4:21 Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. 4:22 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. 4:23 Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” 4:24 Lalu Ia berkata lagi: “Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. 4:25 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.”

RENUNGAN:

Kita semua mengetahui bahwa bagaimana caranya kita “mendengar” merupakan suatu faktor penting dalam hal kita “berjalan bersama” dengan Allah dan kemampuan kita menghasilkan buah untuk kerajaan-Nya. Namun kini kita hidup dalam sebuah dunia hingar-bingar, yang dipenuhi dengan kata-kata, pandangan-pandangan, pendapat-pendapat. Radio, Televisi, jaringan internet terus terbuka sepanjang hari/malam. Semua itu dapat menjadi pelanturan dan mengganggu konsentrasi dalam “proses mendengarkan” kita. “Perhatikanlah apa yang kamu dengar” (Mrk 4:24). Di tengah-tengah berbagai macam hiruk pikuk dan pelanturan ini, bagaimana caranya kita dapat mendengar suara Allah yang lemah lembut? Yang jelas terkadang atau seringkali kita harus mencondongkan telinga-hati kita kepada-Nya, atau pergi ke sebuah tempat yang hening untuk berdoa.
Lalu, percayakah bahwa Allah dapat berbicara dengan kita? Apakah kita rindu untuk membaca Kitab Suci sehingga (firman) Allah memang ada dan berbicara kepada kita secara langsung? Agar mampu mendengar suara Allah dengan cara-cara seperti ini, kita harus “meninggalkan” dunia dan segala pengaruhnya untuk beberapa saat lamanya. Bebaskanlah diri kita dari segala rasa susah, gelisah-khawatir dan pelanturan yang membuat kusut pikiran kita selama ini. Tanyakanlah kepada diri kita sendiri apakah kita fokus pada Allah dan mendengarkan Dia penuh perhatian tentang apa yang dikatakan-Nya?
Marilah kita membuka diri kita bagi Yesus pada saat-saat dan tempat-tempat tertentu yang khusus disediakan bagi-Nya saja. Di sinilah, pada saat yang penuh keheningan dengan Allah kita dapat berjumpa, kita dapat mendengar firman-Nya dan akhirnya mengerti akan kehendak-Nya.

DOA:
“Ya Allah Tuhanku berbicaralah, hamba-Mu mendengarkan dan berikanlah kepadaku sebuah hati yang terbuka. Bukalah pikiranku sehingga aku dapat mendengar dan menanggapi apa yang Kausabdakan kepadaku pada hari ini. Amin.”

16389 Total Views 3 Views Today

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *