Kerusakan Jembatan Tegineneng Bikin Antrean Panjang

Ilustrasi
RADIO SUARA WAJAR – Jembatan Way Sekampung di Desa Bumiagung, Kecamatan Tegineneng, Pesawan—yang direhabilitasi dan dioperasikan kembali September lalu, rusak kembali. Jika lapisan penghubung antarbase di sisi utara dan selatan yang semula hanya retak, jika menjadi lubang menganga cukup dalam dan lebar.
Seperti dilansir lampost.com, Sabtu (19/12), Kerusakan paling parah—pada jembatan kembar yang berada di sisi barat—terdapat pada penghubung antarbase di sisi selatan. Sela antarbase menganga antara 20-30 cm. Kondisi bagian yang sama terdapat di sisi utara tapi belum terlalu parah. Hanya saja, bahu jembatan di sisi ini amblas antara 20—40 cm dari badan jalan.
Akibatnya, pengemudi—mulai dari kendaran roda dua hingga truk sarat muatan—memilih berhati-hati saat melintasi jembatan yaanng selesai dibangun dan dioperasikan pada 1985 ini. Mereka berjalan merayap demi menghindari kecelakaan maupun benturan keras atas penghubung tersebut.
Pada jam sibuk—terutama pagi dan sore menjelang malam–perjalan kendaraan yang demikian sering menimbulkan antrean antara 200 meter hingga 300 meter ke arah Bandar Lampung. Bahkan, pada arus lalu lintas yang padat, antren bisa mengular dan lebih pajang lagi.
Seperti yang tampak pada Jumat (18/12/2015), antrean kendaran yang akan melintasi jembatan mengular hingga depan masjid setempat. Padahal, pada jembatan sebelah timur arus kendaraan lancar bahkan cenderung relatif lengang.
“Untung Mas, jalan yang di sisi timur yang semula belum sempat diaspal sehingga badan jalan menyempit, sekarang sudah ditimbun,” ujar Lukman, warga setempat. Menurut dia, sebelumnya, penyempitan itu bisa berakibat munculnya antrean dari kedua arah—Metro dan Bandar Lampung.
Parto, warga Metro yang hampir setiap hari hilir mudik Metro-Bandar Lampung, mengharapkan jembatan itu benar-benar diperbaiki. Perbaikan sebelumnya dinilai asal-asalan karena baru sekitar tiga bulan dioperasikan ternyata rusak kembali dan membahayakan pengguna jalan.
Sejumlah awak kendaraan juga mengaku khawatir jika jembatan itu tidak segera diperbaiki kerusakannya akan semakin parah. Pasalnya, beban jembatan akan semakin berat karena banyak truk sarat muatan berjalan merayap. Hentakan demi hentakan pada bagian penghubung antarbase di sisi utara maupun selatan juga bisa berakibat fatal.
“Ini ‘kan musim hujan Mas. Kondisi tanah pasti labil dan mudah sekali ambles. Kalau tidak cepat diperbaiki, bisa-bisa nanti nasibnya seperti Jembatan Way Pengubuan, di Kampung Terbanggibesar, Lampung Tengah,” ungkap Yanto, warga Bandarjaya yang berprofesi sebagai sopir truk lintas Sumatera.