Polisi Bandarlampung Tangkap Sindikat Pemalsu BPKB
RADIO SUARA WAJAR – Aparat Kepolisian Kota Bandarlampung menangkap Hasan (29), tersangka sindikat pemalsuan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor di wilayah hukum daerah ini.
“Hasan merupakan salah satu pelaku dari sindikat pemalsu BPKB yang masih beroperasi di daerah ini, sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat,” kata Kasat Reskrim Polresta Bandarlampung, Kompol Dery Agung Wijaya, di Bandarlampung, seperti dilansir antaranews.com, Jumat (18/12).
Menurut dia, dalam melakukan aksi pemalsuan BPKB mobil rental itu, disinyalir lebih dari satu orang atau sekitar lima sampai enam tersangka pelakunya. Dikatakan oleh Dery pihaknya masih menindaklanjuti kemungkinan adanya jaringan pelaku lainnya, mengingat dari tangan tersangka dapat disita dua BPKB yang dipergunakan untuk agunan atau jaminan pinjaman di bank.
Ia melanjutkan, Hasan warga Sukarame, Bandarlampung ini bertindak sebagai penyedia data yang diperlukan seperti rangka mesin sesuai surat tanda nomor kendaraan (STNK) dari mobil yang disewa sebelumnya. Setelah seluruh keperluan disiapkan, Dery menyebutkan, kemudian diserahkan kepada rekan lainnya yang bertugas membuat BPKB palsu tersebut.
Namun, dari pengakuan tersangka, dirinya bekerja bersama rekannya yang masih dalam pencarian tim Jatanras Polresta Bandarlampung, sedangkan pembuat buku palsunya merupakan orang bayaran dengan setiap hasil kerjanya dihargai sebesar Rp8 juta.
“Salah satu tersangka ini berhasil ditangkap petugas saat berada di rumahnya di Sukarame, atas laporan salah satu bank yang dirugikan karena telah mencairkan kredit dengan jaminan BPKB palsu dari tersangka sebesar Rp60 juta,” ujar dia lagi.
Dia menduga sudah banyak BPKB yang dipalsukan oleh komplotan pelaku ini, dan telah dijaminkan ke sejumlah bank. Atas dasar tersebut, tersangka dijerat pasal 263 KUHP dengan ancaman hukuman pidana selama enam tahun penjara.
Hasan, wiraswasta warga Sukarame itu mengaku, baru pertama kali melakukan pemalsuan dan membayar orang untuk membuat buku BPKB palsu tersebut.
“Saya hanya ikut kawan untuk tambahan biaya hidup sehari-hari, kalau yang lain-lain tidak tahu,” katanya.