Warga Keluhkan Aliran Way Rarem Tercemar Limbah

MALANG, 24/9 - TERCEMAR. Seorang nelayan membuang ikan nila yang mati di tambak jaring sekat miliknya di Waduk Karangkates, desa Sukowilangun, Kalipare, Malang,. Jawa Timur, Rabu (24/9). Kematian ribuan ikan budidaya yang membuat nelayan di kawasan itu rugi hingga ratusan juta rupiah tersebut diduga akibat menurunnya kadar oksigen dalam air karena tercemar limbah pabrik. Foto ANTARA/Ari Bowo Sucipto/Koz/pd/08.

Ilustrasi

RADIO SUARA WAJAR – Warga Desa Pakuan Agung, Kecamatan Muara Sungkai, Lampung Utara mengeluhkan bau busuk dan air keruh kecokelatan yang timbul di daerah aliran Way (Sungai) Abung berada di wilayah tersebut diduga telah tercemar limbah pabrik dari daerah berada di hulunya sejak, Jumat (13/11/2015). Padahal sungai tersebut menjadi tempat warga sekitar melakukan aktivitas mandi dan cuci pakaian di saat musim kemarau seperti saat ini.

Pemantauan di lapangan, Senin (16/11/2015), air sungai tersebut berwarna keruh kecokelatan, di atasnya seperti larutan minyak mengambang di air serta mengeluarkan aroma bau busuk yang sangat menusuk hidung. Ikan-ikan pun mabuk berenang di daerah permukaan sungai, tak pelak warga pun menangkapinya.

Warga yang ditemui saat menangkap ikan di sana, mereka sangat terganggu dengan keadaan air seperti itu. Sebab, sejak tiga bulan lalu mereka hanya mengandalkan air dari daerah aliran sungai tersebut untuk sekedar mandi dan mencuci pakaian karena air sumur mereka kering akibat kemarau berkepanjangan di kabupaten tertua di Lampung itu.

“Sejak awal kemarau, sekitar September lalu kami hanya mengandalkan air dari aliran sungai tersebut untuk sekadar mandi dan mencuci pakaian. Sekarang Kami was-was untuk sekedar mandi di kali, sebab bukannya membersihkan malahan membuat badan bertambah bau busuk akibat air telah tercemar limbah pabrik dari daerah hulu. Dan merasakan gatal-gatal di tubuh, bahkan ada yang telah terkena alergi di kulit, belum diketahui pasti asalnya namun dari daerah sekitar Kecamatan Abung Timur karena di sana daerah hulunya dan banyak terdapat pabrik pengolahan singkong,” ujar Edi saat menangkap ikan yang sedang mabok di aliran Way Rarem kemarin.

Hal sama dikatakan warga setempat lainnya, Medi. Menurut dia, air terlihat mulai keruh pada, Jumat (13/11/2015) malam. Pada keesokan harinya wargapun berbondong-bondong ke daerah aliran sungai tersebut. Karena banyak ikan yang mabuk, sehingga merekapun dapat dengan mudah mendapatkan ikan segar disana. Berlanjut sampai malamnya, Sabtu (14/11/2015), dan itu adalah puncaknya ikan-ikan banyak mati.

Sekretaris desa setempat, Raispun mengakui banyaknya keluhan disampaikan pihaknya. Sebab, kejadian tersebut telah berlangsung selam empat hari ini. Dan hal itu telah disampaikan kepada pihak kecamatan setempat.

“Benar kejadian ini telah berlangsung selama empat hari belakangan ini. Dan masyarakat saya banyak mengeluh bau busuk ditimbulkan, serta terkena gatal-gatal di badannya. Telah kami laporkan pada atasan dikecamatan,” ujarnya.

Saat Lampung Post memantau daerah lebih hulu lagi, keadaan air tidak seperti yang berada di hilirnya. Air telihat bersih dan jernih, masyarakat sekitarpun tidak menemukan banyak ikan mabok beberapa belakangan ini. Keadaan disana normal-normal saja.

“Setahu kami tidak pernah ada kejadian seperti itu di sini, sebab disini juga banyak warga mengandalkan aliran sungai tersebut untuk mandi dan mencuci pakaian. Dan mereka terlihat baik-baik saja, tanpa ada keluhan,” ujar salah seorang warga setempat.(lampost.co)

 

1685 Total Views 1 Views Today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *