Paus: Pelayanan Umat Bercerai Dan Menikah Lagi Bukan Satu-Satunya Topik Sinode
RADIO SUARA WAJAR – Ketika diskusi dimulai pada Sinode Uskup tentang keluarga, Paus Fransiskus mendesak para peserta untuk tidak bertindak seolah-olah satu-satunya pertanyaan yang penting adalah pelayanan pastoral bagi umat Katolik bercerai dan menikah lagi secara sipil, kata juru bicaranya.
Pastor Federico Lombardi, juru bicara Vatikan mengatakan kepada para wartawan pada 6 Oktober bahwa Paus berbicara pagi itu menegaskan lagi bahwa “ajaran Katolik tentang pernikahan tetap utuh dan tidak disentuh.”
Paus Fransiskus mengatakan kepada para uskup bahwa satu-satunya dokumen yang “resmi” untuk pekerjaan mereka adalah pidato yang dibawakan dia pada pembukaan dan penutupan sinode tahun lalu dan laporan akhir dari sinode pada Oktober 2014. Laporan ini, termasuk penambahan dibuat berdasarkan tanggapan terhadap kuesioner, merupakan dokumen kerja untuk sinode tahun ini, kata Pastor Lombardi.
Paus juga mengatakan, “Kita seharusnya tidak membiarkan diri kita dikondisikan oleh atau mengurangi cakrawala pekerjaan kita seolah-olah satu-satunya masalah adalah bahwa Komuni untuk umat bercerai dan menikah lagi diberikan atau tidak,” kata Pastor Lombardi.
Dukungan sedikit
Kardinal Peter Erdo dari Hongaria dipilih oleh Paus Fransiskus untuk memperkenalkan kerja sinode, dan membuatnya tampak ada sedikit dukungan atau kemungkinan bahwa Gereja akan mengadopsi usulan Kardinal Walter Kasper dari Jerman untuk merancang sebuah “jalan pertobatan” yang pada akhirnya akan memungkinkan sejumlah umat Katolik bercerai dan menikah lagi secara sipil menerima Komuni bahkan tanpa pembatalan.
Menanggapi pertanyaan wartawan, Kardinal Erdo mengatakan penegasan laporannya tentang perkawinan tak terceraikan dan bergerak menjauh dari pendekatan pastoral untuk memungkinkan pasangan untuk menerima Komuni adalah hasil dari masukan dalam sinode yang dikumpulkan dari umat Katolik di seluruh dunia setelah sinode luar biasa tentang keluarga tahun lalu.
Uskup Agung Claudio Maria Celli, ketua Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial dan anggota sinode, mengatakan kepada para wartawan bahwa diskusi tentang “jalan pertobatan” atau bentuk lain untuk merangkul umat Katolik bercerai.
“Saya pikir intervensi Paus pagi ini … adalah untuk mengingat bahwa dokumen yang kita rujuk adalah laporan akhir (dari sinode 2014) dan dua pidato Paus pada pembukaan dan penutupan sinode.”
Uskup agung itu juga mengatakan kepada para wartawan, “Sinode tidak menjadikan hal ini sebagai satu-satunya titik acuan” seperti dikatakan Paus sendiri. “Ini hanya salah satu poin.”
Sikap budaya
Uskup Agung Paul-Andre Durocher dari Kanada, anggota sinode yang juga menghadiri sinode luar biasa tahun lalu tentang keluarga, mengatakan kepada para peserta bahwa pentingnya melihat jarak di antara sikap budaya modern terhadap perkawinan dan kehidupan keluarga dan apa yang diajarkan Gereja.
“Semua uskup setuju bahwa ajaran Gereja berasal dari Yesus yang merupakan hadiah bagi dunia,” katanya.
Uskup Agung Durocher mengatakan, agar pengajaran tidak hilang perlu juga belajar untuk masuk ke dalam dialog dengan dunia. Jadi sejumlah uskup akan menekankan pengajaran dan beberapa uskup akan menekankan dialog, “yang merupakan pentingnya dan keindahan sinode”, katanya.
“Presentasi Kardinal Erdo itu indah dari ajaran Gereja klasik,” katanya. “Uskup lain mengatakan, ini penting. Kita perlu untuk mempertahankan ini. Sekarang bagaimana kita masuk ke dalam dialog dengan dunia ini.’”
Presentasi kardinal itu, katanya, “adalah bagian penting, tetapi itu adalah salah satu bagian” untuk menemukan cara membawa kabar baik tentang keluarga kepada dunia.
Pada media briefing resmi untuk sinode, Pastor Lombardi dan yang lainnya dibebani dengan meringkas kegiatan sinode setiap hari, puluhan topik lain juga telah terdaftar dan diusulkan kepada 72 anggota sinode untuk dibahas, termasuk penganiayaan anti-Kristen, migrasi, kekerasan terhadap perempuan dan anak.(ucanews.com)