Renungan Harian, Senin, 05 Maret 2018

Ilustrasi Yesus Kristus. Credits : https://www.facebook.com/thomas.suratno.7

Ilustrasi Yesus Kristus. Credits : https://www.facebook.com/thomas.suratno.7

Pekan III Masa Prapaskah

INJIL: Luk 4: 24-30

Ketika Yesus datang ke Nazaret, Ia berkata kepada umat di rumah ibadat: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.” Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

RENUNGAN:

Cinta kasih itu bersifat universal dan mempersatukan semua orang dari segenap suku dan bahasa serta agama dan kebudayaan. Rasanya kalau cinta kasih itu lahir dari kebersamaan banyak golongan adalah merupakan satu hal yang amat positif. Karena mereka semua juga mencintai Tuhan yang mereka imani.

Kadang-kadang orang merasakan suatu kondisi statis yang tidak ada perubahan, sebagai orang yang dibaptis. Bahkan yang sudah lama dibaptis juga masih berpikir begitu sehingga mereka lupa dan menjadi sombong secara rohani. Di dalam keanggotaan sebagai jemaat Tuhan saja masih saling membandingkan diri orang lain dengan dirinya, membandingkan gereja lain dengan gerejanya. Bahkan lebih parah ada yang tidak begitu tahu tentang sejarah Gereja dalam hal ini orang katolik yang merasa bahwa gereja tetangga lebih hidup dari pada gereja katolik. Gereja katolik kuno dan kaku! Ya ibadatnya… ya juga kadang pastornya. Maka kadang pastor lebih dihargai di luar parokinya, dari pada di antara umat di dalam parokinya sendiri. Kadang pastor lebih dihargai oleh jemaat Gereja lain di bandingkan umat katolik sendiri.

Tuhan Yesus dalam Injil hari ini sedang berada di Nazaret, kampung halamanNya. Ada yang takjub, merasa heran akan hikmat dan kebijaksanaanNya ketika Dia mengajar. Tetapi ada juga orang yang merasa terganggu dan mempertanyakan keberadaan Yesus. Orang-orang itu hanya melihat hal-hal yang sifatnya manusiawi seperti latar belakang keluarga. Oleh karena itu Yesus dengan tegas berkata: “Sungguh tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya”. Yesus menjadi orang asing di negeri sendiri.

Selanjutnya Yesus mengambil contoh-contoh dalam dunia perjanjian lama untuk membuka pikiran mereka. Contoh pertama adalah janda di Sarfaat yang mendapat kunjungan nabi Elia. Sarfaat adalah daerah Sidon, daerah orang kafir bagi komunitas Yahudi. Contoh kedua Naaman orang Siria disembuhkan atas perintah nabi Elisa di sungai Yordan. Dua orang asing memperoleh keselamatan karena menerima utusan Tuhan sedang di Israel sendiri mereka tidak diterima secara penuh. Para nabi sendiri disadarkan Tuhan bahwa cinta kasih itu universal, maka di luar komunitas Yahudi pun Tuhan berkarya dan menyelamatkan. Sementara di dalam komunitas sendiri ada penolakan.

Kedua contoh di atas juga membuktikan bahwa Yesus melakukan pekerjaan Bapa seperti pekerjaan yang dilakukan para nabi dalam Perjanjian Lama. Elia dan Elisa adalah dua nabi yang menghadirkan belas kasih Allah yang melimpah kepada orang-orang yang dianggap kafir oleh orang Yahudi. Kemiskinan sang janda dan sakit kustanya Naaman menjadi perhatian istimewa dari Allah bagi manusia yang tidak diperhitungkan dalam masyarakat sosialnya. Yesus juga melakukan hal yang sama dengan mengorbankan diriNya sebagai tebusan bagi semua orang. Dia yang meskipun kaya, rela menjadi manusia yang miskin dan menderita supaya manusia miskin menjadi kaya atau layak sebagai anak Allah (2Kor 8:9).Dia adalah tabib yang menyembuhkan sakit penyakit (Luk 5:31). Sungguh, cinta kasih itu merobohkan tembok-tembok pemisah. Cinta kasih itu mempersatukan semua orang.

DOA:

“Ya Tuhan Yesus, ajarilah aku akan bagaimana aku harus mewujudkan cinta kasihMu dan biarkanlah juga aku untuk terus menerus berusaha mengasihiMu dan sesamaku dalam hidup sehari-hari. Amin.”***

Oleh : RP Thomas Suratno, SCJ

926 Total Views 5 Views Today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *