Renungan Harian, Rabu, 24 Februari 2016
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
INJIL: Mat 20:27- 28
“Siapa saja yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”
RENUNGAN:
Kedinaan atau kerendahan hati adalah salah satu dari kata-kata yang hampir tidak laku dalam perbendaharaan kata-kata manusia modern. Hasrat untuk memiliki keutamaan seperti itu, atau bahkan untuk mempelajari hal-ikhwal kerendahan hati seakan-akan merupakan tabu dalam masyarakat yang sudah “pintar” ini. Orang-orang modern bertanya: “Siapa sih yang cukup gila untuk menerima berbagai pelecehan dan perlakuan tidak adil lainnya yang biasanya menimpa orang-orang yang dina/rendah hati? Kalau kita mau jujur, sebagian besar sikap tak peduli terhadap kedinaan/kerendahan hati sebenarnya suatu kesalahpahaman radikal tentang arti sebenarnya hal itu.
Demi upaya pencitraan diri, seringkali kita justru menutup atau membuat kabur hal-hal terbaik dalam pengungkapan-diri manusia. Kerendahan hati yang sejati itu sebenarnya atraktif dan selalu akan begitu, dan kerendahan hati ini senantiasa akan menjaga orang yang bersangkutan dari kejatuhan yang sering kali terjadi dan tragis pula. Mengapa? Karena kerendahan hati ditopang oleh pilar yang kokoh berupa kejujuran yag asli dan mendalam. Suka atau tidak suka, generasi yang semakin “modern” ini harus kembali kepada keutamaan yang tak ternilai harganya ini, sebagai satu-satunya ekspresi otentik tentang yang terbaik dari kepribadian manusia.
DOA:
“Ya Tuhan Yesus, terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu, karena ajaran-Mu tentang kerendahan hati ini akan mampu memecahkan banyak sekali masalah dalam hubungan kemanusiaan kami sehari-hari. Amin.”