Renungan Harian, Senin, 9 November 2015
Senin, 9 November 2015
Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran
Yohanes 2:13-25
Yesus menyucikan Bait Allah
2:13 Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. 2:14 Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. 2:15 Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. 2:16 Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” 2:17 Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.” 2:18 Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” 2:19 Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” 2:20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” 2:21 Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. 2:22 Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. 2:23 Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. 2:24 Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, 2:25 dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.
Renungan
Demi kebaikan yang benar, bukan kebenaran yang baik
Kisah ini merupkan kisah awal karya Yesus di Yerusalem dan sekitarnya. Injil Yohanes sejak pada permulaan sudah menampilkan sebuah pertentangan yang dahsyat antara Yesus dan para pemimpin agama, dimana para pemimpin agama tentu saja mempunyai kepentingan yang besar di sekitar Bait Allah. Persembahan pada Allah dan “persembahan” (baca: pajak) untuk para pemimpin agama semuanya terjadi di Bait Allah. Tanpa Bait Allah, para pemimpin agama Yahudi tidak berarti sama sekali, bahkan Bait Allah menjadi identitas bangsa itu sendiri. Kehilangan Bait Allah berarti kehilangan identitas keyahudiannya. Sebagai pemimpin agama, tentu saja imam-imam kepada dan mereka yang berurusan dengan itu tidak mau kehilangan kontro atas Bait Allah, ini menyangkut identitas mereka dan juga menyangkut kepentingan ekonomi.
Kisah ini bagi Yohanes merupakan puncak pertentangan Yesus dengan para pemimpin Yahudi yang menghantar Yesus pada tiang pancang salib. Memang masih ada banyak kisah lain, namun yang terbesar adalah pertentangan di sekitar Bait Allah, yang juga sebenarnya bermotif politik yang ada kaitannya dengan pemerintahan Romawi. Namun kecerdikan tokoh-tokoh agama mampu memutarbalikkan fakta tuduhan, dari tuduhan agama menjadi tuduhan politik sehingga Yesus wajib dihukum secara poitis juga.
Kiranya menjadi sebuah ironi Yesus yang oleh sebagian orang diyakini sebagai Mesias, justru mati secara keji di tangan tokoh-tokoh agama. Mereka yang siang malam menantikan kedatangan Mesias, justru menjadi actor intelektual dibalik penyaliban Yesus.
Jangan-jangan kita yang mengaku sebagai murid Yesus juga berlaku demikian? Seharusnya Yesus yang diwartakan namun justru diri sendirilah yang lebih menonjol diwartakan kepada dunia.
Hari ini Yesus dengan berani melawan arus yang pada waktu itu wajar dan lumrah, bahkan dianggap benar di kalangan masyarakat Yahudi berkaitan dengan Bait Allah. Mungkin ada satu dua orang yang merasa ada yang tidak beres sebenarnya di lingkungan Bait Allah, namun mereka tidak berani bersuara dengan alasan demi kebaikan bersama. Kalau kita pelajari lebih dalam bagaimana perputaran ekonomis di sekitar Bait Allah, kita akan mengerti mengapa Yesus dalam Injil hari ini bertindak demikian. Yesus bertindak bukan tanpa alasan, namun Ia bertindak berdasarkan data yang benar dan akurat, tidak sembarang saja. Yesus melawan arus umum orang-orang yahudi pada waktu itu demi kebaikan kebenaran, bukan ikut arus kebenaran yang baik.
Seperti kita mengerti, Injil Yohanes sering kali mempunyai dua makna dalam kisah-kisahnya. Secara harafiah dalam bacaan hari ini kita mengerti bahwa memang benar jangan sampai Bait Allah, tempat ibadah yang berurusan dengan Tuhan justru dialihfungsikan menjadi tempat yang profan, untuk berdagang atau berbisnis secara murni. Jika bisnisnya adalah bisnis cinta kasih, mungkin Yesus akan bertindak lain.
Makna kedua adalah Yohanes hendak menunjukkan ajaran Yesus yang mendalam, yakni bait Allah itu bukan sekedar bangunan tempat ibadah yang kelihatan, bisa dihancurkan. Yohanes hendak menampilkan bahwa bait Allah itu adalah tempat Allah yang kudus bertahta. Dimana itu? Dengan jelas Yesus menunjukkan bahwa di dalam setiap diri manusia, Allah berkenan hadir dan tinggal untuk menguduskannya. Maka kalau seorang merusak tubuh, tidak memeliharanya, itu juga berarti orang itu merusak bait Allah sendiri.
Mengikuti arus kebanyakan orang lebih mudah dan menyenangkan dari pada harus melawan arah demi kabaikan kebenaran. Tidak jarang kita sebagai manusia lebih senang memperjuangkan kebenaran-kebenaran yang baik, padahal belum tentu yang benar itu baik. Tidak jarang karena berjuang demi kebenaran, justru ketidakbaikan yang didapat. Namun seperti Yesus yang berani memperjuangkankan kebaikan kebenaran, kita diundang untuk bersikap demikian juga. Kebaikan yang kita tuju adalah kebaikan dalam keselamatan kekal.
Doa
Ya Allah, dari batu-batu hidup dan terpilih Engkau telah menyiapkan tempat tinggal yang kekal bagi keagungan-Mu. Lipatgandakanlah di dalam Gereja-Mu anugerah Roh yang telah Engkau berikan, agar umat yang setia kepada-Mu senantiasa bertambah. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.