Inflasi Oktober 2018 Terkendali, Waspadai Kenaikan Harga Hortikultura

Inflasi Oktober 2018 Terkendali, Waspadai Kenaikan Harga Hortikultura.

Inflasi Oktober 2018 Terkendali, Waspadai Kenaikan Harga Hortikultura.

BANDAR LAMPUNG, SUARAWAJARFM.com — Indeks Harga Konsumen Provinsi Lampung pada Oktober 2018 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,05% (mtm).Meski lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar -0,20% (mtm), inflasi bulan ini terpantau lebih rendah dibandingkan rata-rata historisnya selama 3 (tiga) tahun kebelakang (0,23%;mtm), maupun inflasi Sumatera dan Nasional masing-masing sebesar0,53% (mtm) dan 0,28% (mtm).

Berdasarkan release dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Selasa, 06 November 2018, dibandingkan dengan kota lainnya di Sumatera, inflasi IHK Kota Bandar Lampung (0,02%; mtm) dan Kota Metro (0,22%; mtm) juga tergolong rendah, masing-masing menempati peringkat ke-19 dan ke-14 dari 23 kota perhitungan inflasi IHK se-Sumatera. Adapun inflasi yang terjadi pada bulan ini terutama didorong oleh kenaikan harga pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil sebesar 0,10% seiring dengan kenaikan tarif BBM non-subsidi.

Namun demikian, masih berlanjutnya penurunan harga pada kelompok bahan makanan (andil inflasi -0,04%) mampu meredam kenaikan harga yang lebih tinggi. Seiring perkembangan dimaksud, inflasi kumulatif Provinsi Lampung hingga Oktober 2018 tercatat sebesar 2,15% (ytd), lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender Sumatera sebesar 1,74% (ytd) meski masih relatif terkendali jika dibandingkan dengan Nasional sebesar 2,22% (ytd). Laju inflasi tersebut tergolong masih terkendali di bawah rentang sasaran inflasi tahun 2018 sebesar 3,5Ā±1%.

Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami inflasisebesar 0,66% (mtm) menjadi sumber utama peningkatan IHK di Provinsi Lampung pada bulan Oktober 2018.Lebih tingginyatekanan inflasi tersebut terutama dipicu oleh kenaikan tarif BBM non-subsidi yakni Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex dan Biosolar Non PSO dengan andil inflasi sebesar 0,06% seiring dengan relatif tingginya harga minyak dunia yang diperkirakan berlanjut sampai dengan akhir tahun. Selain itu, harga sepeda motor terpantau meningkat dengan andil sebesar 0,02% sejalan dengan penyesuaian harga tahun 2018 yang dipengaruhi oleh kenaikan biaya produksi.

Adapun kelompok bahan makanan terpantau masih mengalami deflasi dengan andil sebesar -0,04% sehingga meredam potensi inflasi yang lebih tinggi di bulan ini. Deflasi pada kelompok ini terutama disumbang oleh terus berlangsungnya penurunan harga pada komoditas daging dan telur ayam ras, bawang merah dan tomat sayur dengan andil masing-masing sebesar -0,08%, -0,04%, -0,03% dan -0,01% seiring dengan masih melimpahnya pasokan.

Meski demikian, beberapa komoditas mulai terpantau mengalami inflasi termasuk cabai merah dengan andil 0,12% seiring dengan masuknya musim hujan yang berpengaruh pada ketersediaan dan kualitas pasokan komoditas ini. Di samping itu, harga beras terpantau mengalami kenaikan dengan andil sebesar 0,07% sejalan dengan pasokan yang berkurang akibat berakhirnya musim panen gadu.

Mencermati perkembangan inflasi tersebut di atas, KPw Bank Indonesia Provinsi Lampung memandang tetap perlu mewaspadai risiko tekanan inflasi sampai dengan akhir tahun 2018.Pertama, terkait dengan komoditas beras yang berisiko menyumbang kenaikan inflasi sampai dengan akhir tahun 2018 meski pasokancadangan BULOG terpantau masih cukup aman sampai dengan 13 bulan persediaan serta harga beras di tingkat penggilingan yang masih turun sampai sebesar Rp8.410,-/kg.

Kedua, faktor cuaca yang masih mengalami peralihan musim akan cenderung mempengaruhi pasokan dari komoditas hortikultura yang rentan terhadap cuaca.

Ketiga, curah hujan yang tinggi berpotensi terhadap penurunan kualitas dan kuantitas produksi, yang pada akhirnya dapat berpengaruh pada harga komoditas serta kelancaran transportasi di jalur distribusi pemasaran.

Keempat, terkait dengan risiko terkait tren tingginya harga minyak mentah dunia yang diperkirakan terus berlanjut sampai dengan akhir 2018 sehingga berpotensi memicu kembali penyesuaian harga BBM non subsidi. Di samping itu, pemantauan di beberapa titik SPBU Provinsi Lampung, terdapat keterbatasan pasokan premium ditengah permintaan yang tinggi sehingga seringkali menimbulkan antrian. Kelima, risiko yang berasal dari potensi kenaikan tarif angkutan udara menjelang libur akhir tahun sehingga perlu diwaspadai dari saat ini.

Dalam rangka mengantisipasi risiko tekanan inflasi kedepan, diperlukan langkah-langkah pengendalian inflasi yang konkrit terutama untuk menjaga inflasi tetap rendah dan stabil.Pertama, kerjasama TPID dan BULOG dalam memastikan ketersediaan cadangan beras serta keterjangkauan harga komoditas tersebut di pasar.

Kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) melalui Operasi Pasar Cadangan Beras Pemerintah (OP CBP), penjualan mobile oleh BULOG dan Toko Pangan Kita maupun percepatan Penyaluran Bansos Rastra oleh BULOG perlu terus dilaksanakan secara efektif mengingat harga di pasaran terpantau mulai meningkat.

Monitoring informasi harga secara rutin dapat dilaksanakan melalui Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) sehingga menjadi acuan langkah stabilisasi harga ke depan oleh pemerintah maupun TPID kabupaten/kota.

Kedua,memastikan bahwa sentra produksi pangan tidak mengalami gangguan yang berarti dan mendorong Pemerintah Daerah untuk memperkuat cadangan pangan daerah sebagai antisipasi gangguan cuaca.

Ketiga, menjajaki aplikasi teknologi paska panen seperti pengawetan cabai dan bawang sebagaimana mulai diterapkan di provinsi lain dengan Controlled Atmosphere Storage (CAS) agar produk pertanian dan hortikultura yang mudah terpengaruh cuaca menjadi lebih awet;

Keempat, meminimalkan dampak inflasi yang disebabkan oleh kemungkinan kenaikan harga BBM diantaranya dengan menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi BBM terutama di jalur utama angkutan barang.

Selain itu, koordinasi dengan aparat keamanan untuk mencegah potensi penimbunan juga menjadi penting untuk terus dilakukan, disamping sosialisasi mengenai penggunaan BBM non-subsidi untuk masyarakat yang mampu secara finansial. Keempat,mendorong masyarakat untuk merencanakan liburan akhir tahun dengan lebih baik antara lain dengan memesan tiket pesawat udara lebih awal, sehingga dapat mengurangiĀ  lonjakan permintaan di akhir tahun.***

Reporter : Robert

646 Total Views 1 Views Today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *