Radio Suara Wajar 96.8 FM

BANDAR LAMPUNG, RADIO SUARA WAJAR — Tahun 2015 Produksi Padi di Provinsi Lampung diramalkan BPN akan meningkat. Demikian disampaikan oleh Kadis Pertanian Ir. Lana Rekyanti dalam acara Kunjungan Kerja Komite II DPD RI ke Provinsi Lampung, Balai Keratun, Senin (5/10).

Kunjungan ini dilakukan dalam rangka inventarisasi masalah terhadap Perubahan RUU No 12 tahun 1992 tentang Perubahan Sistem Budidaya Tanaman di Provinsi Lampung.

Menurut Informasi Karo Humas dan Protokol Bayana dengan didampingi Kabag Humas Heriyansyah, Kadis Pertanian Ir. Lana Rekyanti menjelaskan kinerja pertanian di Provinsi Lampung Tahun 2013- 2014 mengalami peningkatan pada produksi padi dan kedelai. Lebih lanjut Lana juga menjelaskan berkaitan dengan budidaya tanaman Provinsi Lampung mempunyai visi meningkatkan produksi dan nilai tambah produk tanaman pangan dan holtiluktura dalam mendukung pendapatan petani.

“Sehingga untuk meningkatkan hal tersebut dibutuhkan sarana dan prasana yang memadai, apalagi Tahun 2016 Provinsi Lampung ditargetkan dapat menghasilkan 1 Juta Ton Gabah Kering oleh Kementerian Pertanian RI sebagai Upaya Swasembada Pangan”, tambahnya.

Dalam sambutan Gubernur Lampung yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan Budi Harto, pertemuan ini dapat dijadikan momentum untuk membangun kesepakatan serta komitmen bersama dalam upaya menyusun Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman guna memperkaya bahasan penyusunan RUU Usul Inisiatif DPD RI.

Lebih lanjut Parlindungan Purba selaku Ketua Komite II DPD RI menjelaskan kunjungan kerja ini berkaitan dengan fungsi Legislasi DPD RI untuk mengajukan RUU ke DPR dan Membahas RUU.

Dalam pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah Anggota Komisi II DPRD Provinsi Lampung serta dinas-dinas terkait. Sedangkan Anggota Komite II DPD RI yang hadir diantaranya Parlindungan Purba, SH, MM, Ir. Anang Prihantoro, Abdullah Manaray, H. Aceng Fikri, M. Syukur, SH, MH, Hj. Rahmijati Yahya, Rubaeti Yahya, Habib Abdurahman Bahasyim, Ir. Ahmad S. Malonda, dan H. Bahar Ngitung.***

Reporter : Robert