Renungan Harian, Kamis 10 November 2016
Kamis Biasa XXXII, PW St. Leo Agung, Paus Pujangga Gereja
Bacaan: Lukas 17:20-25
Kedatangan Kerajaan Allah
17:20 Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, 17:21 juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.” 17:22 Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. 17:23 Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. 17:24 Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. 17:25 Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.
Renungan
Sebagai manusia yang tidak abadi, sadar atau tidak kita pasti pernah berpikir tentang bagaimana sebenarnya yang terjadi setelah kita mati. Hidup setelah kematian selalu menjadi misteri dan pertanyaan manusia sepanjang sejarahnya. Ada banyak ulasan berkaitan dengan hal itu, karena hal itu menyangkut tentang manusia, tentang kita saat ini. Pergulatan itu tidak akan pernah selesai sampai kita sendiri mengalaminya.
Bagi kita umat Kristiani, hidup setelah kematian adalah sebuah keabadian. Janji keselamatan Allah akan terpenuhi saat itu. Semua orang akan mengalami kematian, semua orang akan mengalami akhir hidup. Kita juga sedang menantikan kedatangan Kristus yang kedua dalam kemuliaan. Itulah saat akhir dunia, kita semua dibawa dalam keabadiaan. Janji keselamatan Allah senantiasa berlaku bagi kita orang beriman, sejauh kita setia terhadap-Nya.
Hari ini orang-orang Farisi bertanya soal Kerajaan Allah. Konsep mereka tentang kerajaan Allah hanya sebatas sebagai sebuah tempat, dibatasi oleh ruang dan waktu. Maka mereka bertanya kapan dan bagaimana datangnya Kerajaan Allah. Kiranya pertanyaan itu mereka ajukan karena mendengarkan pewartaan Yesus akan Kerajaan Allah. Seluruh hidup dan karya Yesus adalah mewartakan Kerajaan Allah. Namun tidak sepenuhnya ditangkap oleh mereka yang mendengarnya.
Jawaban Yesus merupakan jawaban yang mengejutkan karena memutar balik konsep mereka yang bertanya kepadanya. Mereka mengerti bahwa Kerajaan Allah itu masih jauh dan terletak nun jauh disana. Sementara jawaban Yesus adalah “Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.” Kerajaan Allah hadir saat ini, diantara kita, tidak nun jauh di sana. Kerajaan Allah hadir dalam kehidupan kita, kehidupan konkret. Hanya kita tidak tahu dan tidak sadar karena datang-Nya tanpa tanda-tanda dan tanpa peringatan.
Datangnya Kerejaan Allah berarti datangnya keselamatan. Jika kerajaan Allah itu ada diantara kita, maka kita masuk dalam lingkaran keselamatan Allah. Kehadiran kita dimana saja dan kapan saja juga merupakan kehadiran Kerajaan Allah. Maka sebenarnya kita juga mempunyai dimensi keselamatan, mempunyai tugas untuk membawa keselamatan kepada banyak orang. Jika hidup kita menyelamatkan, maka Kerajaan Allah hadir diantara kita. Jika kehadiran orang lain membawa keselamatan, Kerajaan Allah hadir di dalamnya.
Bagi kita, hidup beriman bukan perkara yang akan datang, tetapi perkara saat ini dimana kita hidup dan berada. Maka hidup kita menjadi begitu penting, di sinilah medan perjuangan kita. Hidup kitalah yang menjadi medan perjuangan beriman, hidup yang saat ini, bukan yang akan datang. Jika iman itu hidup, maka hidup kita menjadi hidup dalam iman. Artinya hidup dalam keselamatan. Mari kita berjuang untuk senantiasa hidup dalam iman. Hanya saat kita hiduplah kita mampu mewujudkan iman kita.
Doa
Ya Tuhan, ajarilah kami untuk terus belajar hidup dalam iman. Semoga kami mampu untuk terus menerus mengimani hidup kami. Bantulah kami agar kami mampu menjadi pewarta kasih-Mu dalam hidup ini. Semoga dengan demikian kami berani menjadi saksi iman yang hidup. Amin.