Renungan Harian, Rabu 18 Mei 2016
Rabu Biasa VII
Injil: Markus 9:38-40
Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan
9:38 Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” 9:39 Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. 9:40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.
Renungan
Dalam sebuah pertemuan wilayah di paroki tertentu, terjadilah sebuah diskusi mengenai tempat pemakaman. Diskusi ini muncul karena ada seorang umat yang meninggal, tetapi karena berbeda suku meskipun sama-sama katolik, akhirnya orang yang meninggal itu dimakamkan di makam di dekat Gereja paroki. Dalam diskusi itu dibahas mengenai status seseorang dan status penggunaan makam. Meskipun sama-sama warga Gereja, karena makam itu adalah makam ‘arisan’ kelompok tertentu, maka hanya anggota kelompok yang boleh dimakamkan di situ.
Status atau identitas seseorang mempunyai peran yang besar. Identitas seseorang akan ikut menentukan bagaimana orang lain bersikap terhadapnya. Status seseorang di tengah masyarakat ikut menentukan bagaimana ia dipandang oleh masyarakat. Keanggotaan seseorang dalam organisasi atau kelompok tertentu menjadi penting bagaimana orang lain memberi penilaian. Seseorang diterima atau tidak oleh masyarakat, tidak jarang juga ditentukan karena identitasnya.
Menjadi murid Yesus merupakan salah satu bentuk keanggotaan dalam kelompok tertentu. Pada jamannya, di sekitar Yesus ada banyak kelompok kemuridan yang mempunyai anggota tidak sedikit. Ada pemimpin tertentu kemudian ada pengikutnya, entah dalam bidang spiritual atau dalam bidang politik. Seorang pemimpin politik pasti mempunyai pengikut yang menemani dan membela pimpinannya kemanapun ia melangkah. Seorang guru rohani juga mempunyai masanya sendiri, dan tidak mudah masa dari guru yang lain untuk masuk dalam kelompok itu.
Para murid berhadapan dengan kenyataan bahwa ada seorang yang tidak secara resmi terdaftar sebagai pengikut Yesus, namun mampu mengusir setan dengan menggunakan nama Yesus. Para murid tidak mampu menerimanya karena ia adalah bukan termasuk dari mereka. Sudah menjadi kewajiban para murid untuk tetap menjaga kelompoknya tetap dalam kesatuan. Bagi mereka, identitas ikut menentukan apakah seseorang di terima atau tidak.
Demikian juga bagi Yesus, identitas nampaknya menjadi hal yang ikut menentukan, terutama bagaiman seseorang bertindak, bukan bagaiman orang lain yang menilai. Namun identitas yang dimaksud oleh Yesus bukanlah sekedar status sosial atau berdasarkan gelar yang diberikan oleh orang luat pada dirinya. Bagi Yesus, yang jauh lebih penting dari itu adalah bagaimana seseorang dengan identitas tertentu bertindak demi keselamatan orang lain. Identitas murid Yesus tidak hanya terbatas pada mereka yang setiap hari bersama dengan Yesus. Murid Yesus adalah mereka yang dengan iman dan kepercayaan bertindak di dalam nama-Nya.
Batas kemuridan Yesus bukanlah sekedar sekelompok orang tertentu. Murid Yesus adalah mereka yang berkarya dan bertindak dalam nama Yesus dengan tujuan untuk menyelamatkan, bukan untuk membinasakan. Keselamatan menjadi ciri yang menonjol jika kita hendak mengatakan diri sebagai murid Yesus.
Doa
Ya Tuhan, kami bersyukur atas teladan kemuridan yang Engkau berikan kepada kami. Ajarilah kami untuk menjadi murid yang bertanggung jawab, mampu menggunakan rahmat keselamatan yang kami terima untuk menyelamatkan orang lain juga. Semoga mata hati kami tidak tertutup oleh ilusi kesucian, sehingga kami berani bertindak konkret atas hidup sesama kami. Amin.