Renungan Harian, Jumat 11 Maret 2016
Jumat Prapaskah IV
Injil: Yohanes 7:25-30
Pertentangan tentang asal Yesus
7:25 Beberapa orang Yerusalem berkata: “Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? 7:26 Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? 7:27 Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya.” 7:28 Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: “Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. 7:29 Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” 7:30 Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.
Renungan
Konteks waktu dari perikopa ini adalah minggu-minggu terakhir sebelum Yesus diadili, disiksa, disalibkan dan wafat. Dalam Injil Yohanes, kisah akhir dari hidup Yesus disajikan begitu panjang. Selain panjang, kisah ini memuat detail-detail yang menjelaskan siapa Yesus dan bagaimana perutusan-Nya. Puncak kisahnya adalah di sekita Bait Allah di Yerusalem. Kita masih ingat peristiwa gunung Tabor, dikatakan Musa dan Elia berbicara dengan Yesus tentang maksud perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Yerusalem menjadi tempat puncak karya Yesus dan sekaligus menjadi tempat berakhirnya hidup Yesus. Yerusalem menjadi tempat peninggian Yesus namun juga sekaligus menjadi tempat pertentangan-Nya. Kisah demi kisah tentang akhir hidup Yesus jika kita ikuti dengan teliti, kita akan menemukan makna yang begitu dalam, baik secara politis maupun secara rohani.Tuduhan yang tadinya bernuansa agamis diputarbalikkan menjadi tuduhan politis sehingga membawa Yesus pada hukuman salib.
Dari perikopa hari ini, kita sedikit tahu bahwa selain banyak orang yang menentang-Nya, sebenarnya ada banyak orang yang sudah mengakui Yesus sebagai Kristus, namun masih sembunyi-sembunyi karena takut dengan orang banyak. Dua pandangan, yakni antara mengakui Yesus sebagai Kristus dan yang menyangkalnya, saling bersitegang. Ada yang percaya namun ragu-ragu; ada yang ragu-ragu namun percaya.
Kepercayaan orang-orang sekitar Yesus yang mulai tumbuh dikalahkan dengan rasa pengenalan asal muasal Yesus. Pengetahuan kognitif mengelahkan kepercayaan yang sudah mulai berkembang dalam diri mereka. Yesus yang mereka kenal asal-usulnya tidak mungkin adalah Sang Mesias yang mereka nantikan. Mesias adalah seorang pejuang yang berusaha membebaskan bangsanya dari penjajah. Mesias Yesus sama sekali tidak seperti yang mereka pikirkan. Bahkan para murid sering kali salah mengerti juga.
Hari ini Yesus kembali menegaskan bahwa Yesus datang sebagai Putera Bapa. Ia tidak datang atas kehendak-Nya sendiri, melainkan kehedak Bapa-Nya. Berkali-kali Ia menegaskan bahwa Ia dan Bapa adalah satu kesatuan. Kesaksian-Nya adalah kesaksian Bapa. Kuasa-Nya berasal dari kuasa Bapa. Ia berasal dari Bapa dan akan kembali kepada Bapa.
Bagi kita, pengenalan yang seadanya sering kali menjadi sumber sesat pikir kita. Tidak jarang kita mengatakan kenal seseorang namun sesungguhnya sama sekali tidak kenal. Yang terjadi adalah saya tahu dimana rumahnya, siapa orang tuanya, siapa saudaranya. Tetapi siapa dia sesungguhnya, jarang sekali kita mau dan bisa melakukannya. Maka menjadi pelajaran bagi kita adalah jangan serta merta menghakimi orang lain dengan penghakiman yang tidak benar. Lebih baik menghakiminya dengan kebaikan-kebaikan dari pada menghakiminya dengan kutukan.
Mengenal Yesus secara lebih dalam dan personal, merasakan kebaikan dan kasihNya secara lebih nyata yakni dalam kehidupan nyata kita. Namun dibalik itu, kita semakin bisa merasakan kehadiran-Nya jika kita juga mau mendekatkan diri dengan sabda-sabda-Nya.
Doa
Ya Tuhan, siapkanlah hati kami untuk menyambut perayaan Paskah dengan penuh syukur dan sukacita. Bantulah kami untuk semakin membangun sikap tobat yang tulus dan jujur. Tuhan, kasihanilah kami orang berdosa. Semoga sabda-sabda-Mu senantiasa menumbuhkan harapan baru dalam hidup kami. Sebab Engkulah sumber harapan kami, untuk selamanya. Amin.