Lampung bertekad meningkatkan produksi padi pada tahun 2016 mencapai 4.372.958 ton
BANDAR LAMPUNG, RADIO SUARA WAJAR — Pemerintah Provinsi Lampung bertekad untuk meningkatkan produksi padi pada tahun 2016 mencapai 4.372.958 ton. Ini mengacu pada produksi padi tahun 2015 yang melampaui target 1 juta ton GKG. Tercatat tahun lalu, produksi Lampung mampu menyentuh angka 3.641.767 ton.
Demikian terungkap dalam rapat tim pemantau panen, produksi, penyerapan gabah/beras dan harga pangan pokok Provinsi Lampung Tahun 2016, Selasa (19/1) di Ruang Sungkai Balai Keratun.
Dijelaskan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Lana Rekyanti, dari jumlah tersebut tiga kabupaten menyumbang produksi padi terbesar. Yaitu, Lampung Tengah target produksi 915.278 ton, terealisasi Angka Ramalan sebesar 786.758 (85,86 %), Kabupaten Lampung Timur target produksi 579.838 ton terealisasi 580.806 ton (100,17 %), Kabupaten Lampung Selatan target produksi 538.329 ton, terealisasi ARAM sebesar 503.020 (93,17 %), sisanya dihasilkan dari kabupaten lainnya.
“Dapat dikatakan Lampung sebagai salah satu lumbung padi nasional. Tercatat kontribusi produksi padi, didominasi oleh padi sawah (96 %), sisanya adalah padi ladang (4%),” jelas Kadis Pertanian.
Sementara itu Kepala Perum Bulog Dindin Syamsudin menjelaskan, perdagangan lintas daerah pada tahun 2015 masih sangat marak. Banyaknya gabah hasil produksi Lampung yang diperdagangkan ke luar Provinsi Lampung (seperti Bengkulu, Palembang, Jabar, Jambi dll). Hal ini berdampak pada keterbatasan Bulog Lampung melakukan penyerapan.
Selain itu el-nino cukup berdampak ke perdagangan gabah/beras diLampung. “Saat panen gadu, petani lebih banyak yang memilih untuk menyimpan hasil produksinya sebagai persediaan pribadi dibanding memperdagangkan hasil produksinya. Disisi lain produksi hasil panen gadu lebih rendah dibanding hasil panen rendengakibat dampak el-nino yang cukup panjang,” jelas Dindin Syamsudin.
Diinformasikan Karo Humas dan Protokol Bayana kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena kenaikan luas panen seluas 0,51 juta hektar (3,71%) dan kenaikan produktivitas sebesar 1,45 kuintal per hektar (2,82%). Perkiraan kenaikan produksi padi tahun 2015 yang relatif besar terdapat di Provinsi Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Sementara itu, perkiraan penurunan produksi padi tahun 2015 yang relatif besar terdapat di Provinsi DI Yogyakarta, Gorontalo, dan DKI Jakarta.
”Kita harus berbangga hati bahwa Lampung mampu meningkatkan produksi beras, karena Lampung merupakan lumbung padi nasional. Untuk itu Gubernur Lampung sangat serius dalam meningkatkan produksi padi dengan berbagai cara. Perluasan lahan baru, menjamin ketersediaan benih dan pupuk, memantau langsung proses distribusi hasil panen tidak hanya padi, namun jagung, kedelai serta hasil-hasil pertanian lainnya,” ujarnya.
Keseriusan itu diwujudkan dengan membentuk tim pemantau panen, harga dan penyerapan gabah/ beras di Provinsi Lampung. Selain itu Pemerintah Provinsi Lampung bersama DPRD tengah memproses terbitnya Raperda Distribusi pangan yang telah masuk agenda Prolegda 2016 di DPRD Provinsi Lampung.
Menurut Kabag Humas Heriyansyah, pada rapat ini dipimpin Staff Ahli Gubernur Bidang Pembangunan Fahrizal Darminto, dihadiri Kepala Bappeda Taufik Hidayat, Kepala Badan KetahananPangan Kusnardi, Kepala Perum Bulog Dindin Syamsudin, Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Perdagangan, Bakorluh, Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Lampung, Dinas Pertanian dan BP4K se-Provinsi Lampung.***
Reporter : Robert






