Sekolah Roboh di Tulang Bawang Barat

roboh_300x206TUBA BARAT, RADIO SUARA WAJAR – Robohnya aula SD Negeri 2 dan SMP Satu Atap Gedungratu, Tulangbawang Barat, direspons pemerintah kabupaten setempat. Wakil Bupati Tuba Barat Fauzi Hasan pukul 08.30 WIB kemarin meninjau sekolah yang terletak di Tiyuh Gedungratu tersebut.

Fauzi didampingi Apri Munzuri, Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Tuba Barat. Kepada wartawan, dia mengatakan, bangunan yang roboh tersebut memang sudah harus direhab total.

Fauzi juga khawatir potensi korban yang timbul akibat rapuhnya bangunan sekolah. Apalagi, jumlah siswa dua sekolah ini cukup banyak. Karenanya, dia berpesan agar siswa dan guru tetap waspada.

’’Saya berharap hal itu jangan sampai terjadi. Pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan segera melakukan tindakan untuk merelokasi para murid agar belajar-mengajarnya di ruangan lain (perpustakaan, Red),” katanya.

Dia mengamini bahwa kondisi sejumlah bangunan sudah memprihatinkan. ’’Plafonnya sudah rontok. Lantai pecah di sana-sini. Retak di mana-mana. Tentunya sangat mengkhawatirkan. Jika dibiarkan, tidak menutup kemungkinan terjadi ambrol pada dua bangunan lain tersebut,” ungkap Fauzi.

Ditambahkan Apri, pihak sekolah sudah diminta tak menggunakan ruang kelas yang telah rapuh.

’’Saya juga langsung meminta agar dua bangunan lain yang sudah buruk untuk dibongkar pelan-pelan,” ujarnya.

Robohnya aula sekolah di Gedungratu ini mengundang perhatian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung. Sementara itu Kepala Disdikbud Lampung Hery Sulianto mengaku prihatin dengan peristiwa tersebut. Menurut dia, Disdikbud siap membantu lewat anggaran ruang kelas baru (RKB).

’’Ini terjadi di wilayah Tulangbawang Barat toh. Terkait peristiwa robohnya aula sekolah, harusnya Disdik kabupaten dulu yang menangani karena itu kan kewenangan mereka. Tetapi, kami pun siap membantu dengan mungkin menganggarkan RKB untuk sekolah tersebut,” terangnya seperti dilansir radarlampung.co.id, seusai rakor di kantor gubernur kemarin.

Menurut Heri, terkait pembangunan RKB pada 2015 ada 138 jenjang TK sampai SMP se-Lampung. Sementara untuk SMA dan SMK tak ada yang dibangun. Kenapa? Heri tak menjawab. Dia mempersilakan wartawan koran ini mengonfirmasi Taufik Hidayat, kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung.

Diberitakan sebelumnya, aula gedung sekolah tersebut roboh sekitar pukul 15.43 WIB. ’’Saya kaget Pak. Ada debu sama asap dari arah sekolahan. Waktu kami ke lokasi, ternyata ada bangunan sekolah yang roboh,” kata Ademan (47), warga setempat, kepada wartawan koran ini.

Bangunan yang roboh tersebut biasa dipakai rapat. Para siswa juga kerap bermain di sekitar ruangan itu. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Ademan menduga aula tersebut roboh lantaran lapuk. Karena sepengetahuannya, ruang itu tak pernah direnovasi. ’’Untungnya tak ada anak-anak yang lagi main. Sudah pada pulang. Kalau nggak, bisa ada korban,” katanya.

Abu Bakar (53), warga sekitar sekolah, masih ingat sekolah tersebut dibangun 2006 lalu. Saat itu, Tulangbawang Udik masih masuk Kabupaten Tulangbawang. Sepengetahuannya, bangunan tersebut bantuan dari Pemkab Tuba.

’’Waktu SMP Satu Atap dioperasionalkan, pembangunannya dimulai pada April 2006 lalu. Kala itu saya sebagai ketua komitenya,” terang dia.

Selain aula, rupanya ada tiga ruang lain yang juga sudah dalam kondisi lapuk. Yakni dua ruang belajar-mengajar dan satu ruang kantor. Meski lapuk, para siswa dan guru tetap menggunakan tiga ruangan tersebut. Dituturkan Abu Bakar, sejak berdiri hingga roboh, aula dan tiga ruang yang sudah lapuk itu belum pernah mengalami renovasi atau rehab.

’’Selama kurang lebih 9 tahun bangunan ini belum pernah direhab. Begitu pula dengan ruangan kantor. Hanya dua ruangan kelas yang dibangun bareng tersebut yang pernah direhab oleh sekolahan. Tetapi keadaannya juga memprihatinkan,” ungkapnya.

Suryo (43), warga lainnya, khawatir bangunan lain yang sudah lapuk bernasib sama dengan aula. Dia yakin daya tahan tiga ruang yang lapuk itu tak lebih kuat dari aula yang ambruk. Kondisi ini, menurutnya, tak bisa dibiarkan. Pihak terkait harus segera bertindak.

’Kalau dibiarkan, kami yakin tidak lama lagi ikut ambruk. Padahal, ketiga bangunan ini masih dipakai. Bisa menelan korban jiwa,” paparnya.

 

1271 Total Views 1 Views Today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *