PMKRI, GMKI Kalbar Desak Gubernur Turun Tangan Atasi Kabut Asap

Aktivis GMKI Kalbar dan PMKRI Kalbar membagikan 5.000 masker kepada pengendara di Bundaran Tugu Digulis Untan, Kamis (17/9/2015) sore.
RADIO SUARA WAJAR – Sekitar 30 mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kalbar dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Kalbar membagikan 5.000 masker kepada pengendara di Bundaran Tugu Digulis Untan, Pontianak, Kamis (17/9/2015) sore.
Ketua GMKI Kalbar, Mundus mengungkapkan bahwa dibagikannya sejumlah 5000 masker tersebut sebagai upaya keprihatinan pihaknya terhadap kondisi kabut asap yang dari hari ke hari semakin pekat. “Kondisi kabut asap di Kota Pontianak ini sangat darurat,” ungkapnya
Pihaknya menyayangkan lambannya pemerintah menangani kondisi asap ini sehingga menyebabkan pelajar sekolah harus diliburkan.
“Karena sudah beberapa hari ini anak sekolah libur, bahkan satu minggu kemungkinan dari TK hingga SMA itu diliburkan sampai minggu depan, itukan sangat disayangkan. Karena siswa-siswi ini nantinya akan tertinggal mata pelajaran oleh karena disebabkan kabut asap seperti ini,” jelasnya.
Untuk itu, Mundus menyampaikan bahwa pihaknya mendesak agar pemerintah dapat segera menanggulangi bencana kabut asap tersebut, agar tak menghambat proses belajar mengajar di sekolah.
“Jangan sampai, terutama anak-anak sekolah diliburkan, sangat kita sayangkan. Belum lagi mereka di bulan Oktober akan menghadapi ulangan tengah semester. Dengan tertinggalnya mata pelajaran, akan mempengaruhi pencapaian prestasi anak-anak sekolah tersebut,” terangnya seperti dilansir Tribunnews.com.
Sementara itu, Ketua PMKRI Kalbar, Pius menambahkan bahwa pihaknya mendesak seluruh instansi terkait agar dapat dengan segera mengatasi kebakaran lahan di Kalbar.
“Kita desak gubernur untuk segera turun tangan mengatasi bencana asap ini, dan tidak membiarkan masalah ini berlarut-larut. Karena kita sangat kasihan melihat tidak hanya di Kota Pontianak ini. Di daerah-daerah pun para pelajar sudah diliburkan akibat bencana asap ini,” tambahnya
Selain mengganggu dunia pendidikan di Kalbar, menurut Pius, bencana kabut asap ini turut mengganggu aktivitas ekonomi dan aktivitas lain masyarakat sehari-hari.
“Kita melihat ini memang tidak ada tindakan dari pemerintah ataupun instansi terkait, untuk menindaklanjuti bencana asap ini. Jika pemerintah sejak awal melaksanakan penanggulangan bencana kabut asap ini, saya rasa tidak akan separah ini,” jelasnya.
Menurutnya, walau pemerintah pernah terlihat menanggulangi bencana kabut asap beberapa waktu lalu, hal tersebut belumlah maksimal. “Percuma saja, setidaknya mereka melakukan penanggulangan itu sampai titik-titik api padam, jadi harus ada keseriusan dari pemerintah,” katanya.