Uskup, imam di Tiongkok bersatu menentang pembongkaran salib

Salib di salah satu gereja di Tiongkok sedang dibongkar
indonesia.ucanews.com – Uskup Wenzhou Mgr Zhu Weifang dan para imamnya menyerukan umat Katolik bersuara menentang kampanye pembongkaran salib oleh pemerintah.
Sebuah surat yang diedarkan pada 27 Juli oleh keuskupan itu ditujukan kepada semua umat Katolik melalui media sosial. Surat itu mengatakan bahwa kampanye pemerintah, sebelumnya dirancang membongkar “gedung-gedung ilegal,” kini sengaja menargetkan salib.
Surat itu adalah aksi kedua yang dilakukan oleh klerus di Keuskupan Wenzhou, dengan menggelar protes di depan kantor-kantor pemerintah di kota Wenzhou, Povinsi Zhejiang pada 24 Juli.
Sumber-sumber mengatakan pihak berwenang menggunakan argumen gedung ilegal, namun “sasarannya” adalah pembongkaran salib di gereja-gereja. Sejauh ini, lebih dari 1.200 salib di Zhejiang telah dibongkar dan sejumlah gereja dihancurkan sejak akhir 2013.
Klerus di keuskupan itu mendorong umat untuk bersuara menentang kampanye pemongkaran salib, kata sumber-sumber kepada ucanews.com.
“Bahkan demonstrasi damai kami dengan dukungan awam ini dianggap sebagai tindakan yang melanggar hukum,” kata surat itu.
Setelah protes 24 Juli, beberapa imam dan pemimpin awam dipanggil oleh petugas keamanan untuk menjelaskan tindakan mereka. Beberapa diminta menulis surat permohonan ke kantor polisi.
Klerus mengatakan dalam surat permohonan mereka bahwa mereka khawatir bahwa Tiongkok, “yang telah melalui Lompatan Jauh ke Depan, Revolusi Kebudayaan dan memasuki masa pembangunan stabil, kini akan jatuh ke dalam bencana baru.”
Mereka menyerukan “umat Katolik dan orang-orang Tiongkok tidak boleh diam dengan ketidakadilan, tetapi bersuara bersama-sama” memperjuangkan kebebasan beragama, martabat dan keadilan.
Seorang umat Katolik Wenzhou, yang diidentifikasi sebagai Thomas, mengatakan kepada ucanews.com bahwa ajakan itu ”meningkatkan kepercayaan umat” dalam perjuangan iman. Dia berharap “bisa membangkitkan keprihatinan Gereja di seluruh Tiongkok dan pemerintah pusat bisa menghentikan kampanye pembongkaran salib, sehingga tidak akan menyebar di seluruh Tiongkok.”
Pada 27 Juli ucanews.com melaporkan bahwa ada tanda-tanda kampanye pembongkaran salib telah menyebar ke keuskupan Hangzhou dan keuskupan Taizhou.
Thomas mengatakan penentangan terhadap kampanye itu adalah pertanda baik bagi Gereja karena “menunjukkan solidaritas di antara para klerus yang tidak pernah terlihat sebelumnya.”
Para uskup dari provinsi lain juga memprotes kampanye pembongkaran salib. Uskup Yang Xiangtai dari Handan, Provinsi Hebei mengkritik kampanye itu melanggar kebebasan beragama. Dia meminta semua umat Katolik di keuskupannya berdoa dan berpuasa bagi Gereja di Zhejiang.
Di Provinsi Fujian, Uskup Vincent Zhan Silu dari Mindong, seorang uskup tidak diakui oleh Vatikan, juga mengkritik kampanye itu di blog pribadinya.
Uskup itu mengatakan kepada ucanews.com bahwa kampanye itu telah melanggar hukum dengan secara khusus menargetkan salib bukan gedung-gedung ilegal.
“Pemerintah tidak boleh membongkar salib dengan alasan apapun,” katanya.