Renungan Harian, Kamis 14 Juli 2016

Kamis Biasa XV

Bacaan: Matius 11:28-30

11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”

Renungan

Ada banyak orang yang selesai kuliah dalam bidang tertentu ketika sudah selesai kuliahnya kesulitan mencari pekerjaan. Tidak sedikit orang yang mempunyai mindset bahwa apa yang dinamakan pekerjaan adalah apa yang sesuai dengan bidang yang digelutinya selama kuliah. Jika apa yang dikerjakan berbeda dengan apa yang dipalajarinya, itu bukan pekerjaan, atau dikatakan belum bekerja.

Namun ada juga orang yang merasa beban pekerjaanya paling berat sedunia. Ada begitu banyak hal yang harus dikerjakannya sendirian. Karena harus mengejar target, seseorang sering kali tidak mempunyai waktu untuk dirinya sendiri. Semua waktu yang ia punya ia habiskan untuk pekerjaannya. Berangkat pagi-pagi dan pulang larut malam, tenaga dan energinya tercurah dalam pekerjaan.

Baik yang merasa tidak punya pekerjaan maupun yang merasa paling sibuk sedunia, sejarah hidup kita membuktikan bahwa kita mampu untuk melewati hal itu. Apakah hasilnya baik atau tidak, yang jelas tetap mampu bertahan hidup sampai sekarang. Apa yang diperlukan saat kita bekerja atau tidak adalah sebuah ketenangan jiwa. Sebagus apapun pekerjaan kita, atau seringan dan seberat apapun pekerjaan kita, jika tidak ada ketenangan jiwa, hidup menjadi mudah untuk berbeban berat.  Beban berat membuat hidup menjadi kelihatan letih lesu, tidak mempunyai daya dan roh yang memberi semangat dan berkat.

Masing-masing dari kita mempunyai pekerjaan dan tanggung jawab hidup yang berbeda-beda. Tanggung jawab itu melekat dan menjadi kewajiban kita untuk menyelesaikannya. Mungkin ada yang merasa terlalu besar beban tanggung jawabnya, ada yang merasa tidak kuat, dan mungkin ada yang merasa jenuh.

Hari ini Yesus mengajak kita untuk datang kepada-Nya dan mendapat ketenangan jiwa. Mempunyai waktu sejenak dalam sehari untuk datang kepada-Nya membawa jiwa kita pada ketenangan dalam hidup kita. Jiwa yang tenang menjadikan hidup kita juga tenang dan banyak berbuah. Jiwa yang tidak tenang akan menghantui hidup kita, dan bahkan menghacurkan hidup itu sendiri.

Datang kepada Yesus yang memberi ketengan jiwa perlu dilakukan secara rutin. Kesetiaan dan ketekunan datang kepada-Nya akan membuahkan ketekunan jiwa yang tenang. Kita perlu untuk mendapat ketenangan, maka datang kepada-Nya menjadi jalan yang paling luhur untuk mendapat ketenangan yang sesungguhnya. Tawaran dari duni mungkin memberi ketenangan juga, namun ketenangan yang sesaat, ketenangan yang sementara. Yesus menawarkan ketengan yang kekal, ketenangan yang membawa kita pada ketenangan jiwa, bukan hanya sekedar ketenangan pikiran dan raga.

Sebagai orang beriman, semoga kita mampu untuk mempunyai ketenangan jiwa, entah apapun pekerjaan dan tanggung jawab hidup kita masing-masing. Semoga kita mampu untuk mempertanggung jawabkan hidup kita baik dihadapan sesama maupun dihadapan Tuhan yang memberi hidup pada kita.

Doa

Ya Tuhan, semoga hidup kami semakin menunjukkan ketenangan dan kematangan rohani kami. Ajarilah kami untuk menjadi orang yang mampu menjalankan tanggungjawab kami secara Kristiani. Semoga kami tidak mudah untuk menjadi putus asa dan merasa letih. Bantulah kami agar mampu menjalani hidup kami secara Kristiani. Amin.

 

1670 Total Views 2 Views Today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *