Masa Depan Angkutan Dalam Kota di Jawa Tengah Mencemaskan

8a19e451-b4e1-4bc2-b8dc-faaac6d2d9e4_169RADIO SUARA WAJAR – Moda angkutan darat di Jawa Tengah ternyata cukup memprihatinkan. Jika dibiarkan terus, lima tahun yang akan datang banyak usaha angkutan umum akan gulung tikar.

Hal itu disimpulkan dari hasil penelitian Laboratorium Transportasi Universitas Katolik Soegijapranata. Dari penelitian itu diketahui bahwa tingkat isian (loadfactor) bus antar kota dalam provinsi (AKDP) saat ini rata-rata di bawah 40 persen.

e7fcf78f-5894-4a59-a64b-8b178d8061ab_169

Bahkan ada yang tingkat isiannya hanya 20 persen. Hasil penghitungan load factor untuk lima trayek bus AKDP di Jawa Tengah yakni: Solo-Sragen 20%, Solo-Tawangmangu (Karanganyar) 26%, Solo-Purwantoro (Wonogiri) 22%, Solo-Terboyo (Semarang) 24% dan Solo-Mangkang (Semarang) 38%.

Sementara armada yang siap operasi hanya kisaran 20-50 persen dari yang ada. “Jika dibiarkan seperti ini, dapat diprediksi 5 ke depan banyak usaha angkutan umum akan gulung tikar,” kata Kepala Laboratorium Unika Soegijapranata, Semarang Djoko Setijowarno melalui keterangan tertulisnya, Jumat (2/10/2015).

Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata pun menyarankan sejumlah solusi. Misalnya, bagi trayek AKDP kawasan aglomerasi (kumpulan dua atau lebih pusat kegiatan) bisa dibuatkan jaringan Buss Rapid Transit (BRT) dengan konsep buy the service.

“Semua angkutan harus berbadan hukum dan diberi subsidi, tidak ada lagi sistem setoran,” kata Djoko seperti dilansir detik.com, Jumat (02/10).

Nantinya pengemudi bus di jaringan BRT ini digaji tetap setiap bulan dengan waktu kerja 8 jam sehari. Sementara untuk kawasan dengan jarak jauh juga harus dipikirkan bentuk insentif lain yang meringankan pengusaha angkutan umum. “Seperti keringanan pajak, bebas bea suku cadang dan lainnya,” kata Djoko.

 

1077 Total Views 1 Views Today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *