‘Tidak ada’ beras plastik, tegas Kapolri

150325115626_rice_640x360_bbc_nocredit

Kesimpang-siuran tentang kabar beredarnya beras plastik memunculkan keresahan.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan pemeriksaan ulang sampel beras yang dicurigai plastik menunjukkan hasil negatif. Bagaimanapun sementara masyarakat yang kini merasa lega menyesalkan pemerintah yang tak bertindak cepat sebelum muncul keresahan. Tini -seorang pekerja rumah tangga di Jakarta- mengatakan, “Saya jadi tak ragu lagi kalau beli beras. Soalnya kemarin, katanya ada kios yang sampai ditutup segala. Sempat bingung.”

Senada dengan itu, Yuli, seorang guru di Jatiwangi, Jawa Barat, mengatakan, “Lega sekali, bahwa itu cuma isu. Tapi mestinya pemerintah lebih cepat bertindak biar tidak jadi isu. Kan kemarin-kemarin kami resah. Soalnya beras kan kebutuhan makan sehari-hari.”

Kelegaaan itu muncul melalui Kapolri Badrodin Haiti, dalam jumpa pers usai rapat terbatas di kantor kepresidenan, Selasa (26/05).

Pengambilan sampel

Disebutkan Badrodin, memang hasil pemeriksaan Sucofindo pekan lalu ‘menunjukan hasil positif, sehingga sehingga Wali Kota Bekasi saat itu menyampaikan ke media bahwa beras sampel yang diperiksa Sucofindo mengandung bahan plastik.”

“Tapi hasil pemeriksaan di laboratorium forensik (Polri), BPOM, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, hasilnya negatif, tidak ada unsur plastik.”

Sebelumnya dalam acara di kantor walikota Bekasi, Kamis (25/5), Kepala Bagian Pengujian Laboratorium Sucofindo, Adisam NZ, mengatakan, mereka memeriksa dua sampel yang diberikan oleh Dinas Perdagangan Bekasi.

150521153106_rice_jakarta_640x360_reuters_nocredit

Ditemukan unsur plastik, tapi bisa jadi karena kesalahan penanganan atau tak sengaja tercampur

Dengan alat berteknologi tinggi yang menggunakan infra merah, tambahnya, ditemukan bahwa sampel mengandung senyawa polivinil klorida, yang biasa ditemukan pada produk plastik seperti kabel, pipa pralon (PVC) dll. Campuran klorida itu komposisinya sebanyak 6,76% dari 250 gram beras yang diperiksa.

Perbedaan hasil pemeriksaan, kata Kapolri Badrodin Haiti, menimbulkan dugaan soal kemungkinan-kemungkinan salah pengambilan sampel, tambah Badrodin.

“Kemudian saya bersama Menteri Perdagangan (Rahmat Gobel) mendatangi Sucofindo, menanyakan proses pemeriksaan dan meminta sampel yang masih tersisa di Sucofindo. Kemudian kami periksakan lagi ke (laboratorium) BPOM dan laboratorium Polri. Hasilnya juga negatif.”

“Oleh karena itu, Kami simpulkan bahwa beras yang diduga plastik tidak ada.”

Tak masuk akal

Menteri Perdagangan Rahmat Gobel yang mendampingi Kapolri menambahkan ia sampai bertanya kepada menteri luar negeri lain, khususnya Mendag Cina, karena muncul desas-desus tentang beras palsu produksi Cina. “Menteri Perdagangan Cina menjawab akan membantu menelusurinmya namun memastikan bahwa beras plastik tak pernah ada di Cina.”

Seorang doktor fisika yang memimpin sebuah perusahaan Jepang yang memproduksi bahan plastik, Hasanudin Abdurakhman, mengakui bahwa jika Sucofindo melakukan pemeriksaan dengan peralatan infra merah maka tidak bisa dibantah bahwa memang unsur plastik dalam sampel beras yang mereka uji.

150525124937_beras_624x351_bbc_nocredit

Desas-desus beras plastik sempat menimbulkan keresahan

“Tapi itu bisa karena kesalahan handling (penanganan) atau tercampur tak sengaja,” kata General Manajer for Business Development di PT Toray Industries Indonesia itu.

“(Perusahaan di) Cina memang sering memproduksi yang aneh-aneh. Tapi kalau memproduksi beras palsu dari plastik, tidak masuk di akal dari segi produksi dan dari segi ekonomi,” tambahnya.

Karena harga bahan dasar plastik -bahkan yang daur ulang- akan lebih mahal dari beras dan teknologi untuk memproduksinya juga tidak bisa yang terlalu sederhana. Lebih-lebih plastik tak bisa dicerna dan gampang dikenali rasanya yang asing oleh lidah.

“Ini berbeda dengan kasus bakpao isi daging campur kardus beberapa waktu lalu. Selain kardus jauh lebih murah dari daging, juga kardus bisa dicerna oleh perut,” tandas Hasanudin, bekas dosen UGM yang menyelesaikan gelar doktornya di Jepang.

992 Total Views 1 Views Today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *