Indonesia Impor Batu Akik

Jpeg

 

Liputan6.com, Jakarta – Sebagian besar masyarakat di Indonesia sedang menggandrungi batu mulia atau lebih dikenal sebagai batu akik. Tak kenal kelas sosial, semua kalangan memperbincangkan batu akik.

Banyak yang mengira bahwa asal muasal atau bahan dasar batu akik yang selama ini diperbincangkan berasal dari daerah di dalam negeri. Namun ternyata, tak semua bahan dasar batu akik tersebut berasal dari Tanah Air. Bahkan sebagian besar bahan dasar batu akik tersebut justru merupakan produk impor. Negara manakah yang memasok bahan dasar batu akik?

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), R. Sukhyar menjelaskan, batu akik yang saat ini tersebar di pasar-pasar tak banyak yang berasal dari perut bumi Indonesia. ” Di pasar lokal, saat ini batu mulia asal Indonesia hanya memiliki pangsa 5 persen hingga 10 persen saja,” kata Sukhyar, Senin (16/3/2015).

Mantan Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM tersebut menambahkan, batu akik yang berserakan di pasar Indonesia sebagian besar berasal dari China, India, Myanmar, Srilanka, Mozambik, Taiwan, dan beberapa negara lain. “Pasar masih dikuasai batu mulia asal luar negeri,” tegasnya.

 

Menurut Sukyar, hampir di seluruh provinsi wilayah nusantara ditemukan batu mulia dengan variasi yang berbeda tergantung peristiwa geologis yang terjadi di wilayah tersebut. Menurutnya, secara universal, batu mulia telah menjadi simbol kekayaan, status dan kekuasaan di samping simbol keagamaan dan pergaulan.

Banyak jenis batu mulia, secara teori digolongkan dalam dua katagori yaitu batu mulia (precious stones) dan semi batumulia (semi-precious stones). Jenis batu mulia tak banyak yaitu intan (diamond), safir (saphire), ruby (rubbies), dan jamrud (emeralds).

Sedangkan semi batu mulia berupa, akik (agate-chalcedony), kecubung (amethyst), kuarsa (quartzs), jaspis (jasper), krisopras (chrysoprase), krisokola (chrysocolla), giok (jade), ppal (opals), malakit (malachite), rodokrosit (rhodochrosite), rodonite (rhodonite), peridotit (peridotite), obsidian, tektit, kayu terkersikan (silicified wood).

Pembentukan harga

Sukhyar mengungkapkan ada empat hal yang menentukan pembentukan harga batu mulia. Pembentukan harga pertama adalah berdasarkan warna (berwarna atau tidak  berwarna). Berikutnya pembentukan harga kedua adalah tingkat Kejernihan (clarity). “Derajat batu tidak ada cacat atau pengotor,” katanya.

 

Sedangkan pembentukan harga ketiga adalah potongan atau gosokan  (cut), berupa proporsi potongan atau pembuatan. Pembentukan berikutnya adalah berat yang kemudian menentukan ukuran.

Sukhyar menuturkan, batu mulia adalah segala jenis batuan, mineral dan bahan alam lainnya termasuk beberapa jenis bahan organik yang setelah diproses dengan sentuhan teknologi memiliki keindahan dan ketahanan yang mencukupi untuk dijadikan sebagai batu permata.

1369 Total Views 1 Views Today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *